Di sisi lain, Taufik berharap KBRI Kopenhagen dapat terus menunjukkan kinerja yang baik, profesional, dan optimal sehingga DPR dapat mendorong Kementerian Luar Negeri untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk kantor-kantor perwakilan RI di luar negeri. “Bagaimanapun juga KBRI merupakan ujung tombak diplomasi Indonesia dan berjasa memperkenalkan Indonesia ke negara sahabat. Untuk sebab itu, kami menilai wajar jika KBRI yang berkinerja baik mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat,” tandas Taufik.
Sementara itu, Dubes Indonesia untuk Kerajaan Denmark Muhammad Ibnu Said mengatakan, hubungan kerja sama antara Indonesia dengan Denmark saat ini sudah sebagai mitra strategis. Menurutnya, saat ini peningkatan kerja sama difokuskan pada bidang ekonomi, investasi, perdagangan, pariwisata, tenga kerja, infrastruktur, maritim, dan pendidikan.
“Ada kendala dalam bisnis menurut para pengusaha terkait dengan perlu adanya kepastian regulasi, perpajakan, masalah penguasaan lahan atau pertanahan, juga terkait masalah perburuhan, dan infrastruktur. Semua itu dapat kita atasi dengan memberikan pemahaman dan pengertian bahwa Indonesia saat ini merupakan negara yang transpasaran dan akuntabel dalma peningkatan hubungan kerja sama ekonomi,” jelas Ibnu.
Sementara terkait pariwisata, Ibnu menjelaskan, kunjungan wisatawan Denmark ke Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2015 terdapat 27 ribu kunjungan dan meningkat menjadi 47 ribu kunjungan pada tahun 2017. Kemudian untuk bidang investasi, ia berharap adanya peningkatan terkait dengan renewable energy, dan perdagangan, khususnya peningkatan ekspor kelapa sawit dari Indonesia ke Denmark. (jpnn/ce)