31 Gempa Bumi Merusak Landa Indonesia di 2024, PVMBG: Terbanyak dalam 24 Tahun Terakhir

Rata dengan tanah
Sebuah rumah di Cianjur rata dengan tanah akibat gempa bumi merusak. (Ilustrasi)
0 Komentar

BANDUNG, Cianjur.jabarekspres.com – Peneliti Bumi Utama Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Supartoyo, mendefinisikan gempa bumi merusak (destructive earthquake) sebagai kejadian gempa bumi yang telah mengakibatkan terjadinya korban jiwa, kerusakan bangunan, kerusakan lingkungan, dan kerugian harta benda.

Selama setahun terakhir, Badan Geologi mencatat kejadian gempa bumi merusak tahun 2024 merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu 24 tahun terakhir, yakni 31 kejadian. Lalu insiden terbanyak kedua terjadi pada 2023 lalu dengan total 30 kejadian.

“Destructive earthquake tahun 2024 diawali dengan gempa bumi di Lebak, Provinsi Banten pada 3 Januari 2024, bersumber dari zona intraslab dan diakhiri dengan gempa bumi Garut, Provinsi Jawa Barat pada 7 Desember 2024 yang disebabkan sesar aktif,” ungkap Supartoyo.

Baca Juga:1.321 Gempa Bumi Guncang Jawa Barat Sepanjang 2024Selama 2024, Cianjur Disambar 1.342.885 Petir

Meskipun gempa bumi merusak tahun lalu tidak memakan korban jiwa, namun tercatat sebanyak 50 orang luka-luka.

Diperiode itu pun tidak ada kejadian gempa bumi yang mengakibatkan dampak besar, akan tetapi beberapa kasus gempa bumi merusak, menimbulkan kepanikan, seperti kejadian gempa bumi merusak di beberapa daerah, yakni Banjar-Tapin, Pulau Bawean, Batang, Berau, Sanggau, Lumajang, dan Cianjur.

“Tidak tercatat kejadian tsunami yang dipicu oleh kejadian gempa bumi merusak selama tahun 2024. Demikian juga tidak terjadi bahaya gempa bumi berupa sesar permukaan (fault surface rupture). Namun, khusus di Pulau Bawean, terdapat bahaya ikutan (collateral hazard) berupa likuefaksi tipe siklik,” paparnya.

Dia pun berpendapat, kegiatan penyelidikan dan penelitian harus terus dilakukan, terutama untuk mengidentifikasi karakteristik sumber-sumber gempa bumi yang belum terpetakan.

“Data katalog kejadian gempa bumi merusak dari Badan Geologi PVMBG, akan membantu dalam mengidentifikasi berbagai sumber gempa bumi tersebut. Karakteristik sumber gempa bumi harus diidentifikasi sebagai masukan (input) untuk melakukan pemutakhiran (updating) dan menyusun Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa Bumi dan Sesar Aktif. Kedua peta tematik itu mengamanatkan Badan Geologi sebagai wali data,” ungkap Supartoyo.

Dia menyebut, Peta KRB Gempa Bumi dan Sesar Aktif berguna untuk mendukung kegiatan mitigasi gempa bumi dan masukan pada revisi penataan ruang.

Hanya dengan upaya mitigasi dan penataan ruang, risiko kejadian gempa bumi yang akan terulang di kemudian hari dapat diminimalisir.

0 Komentar