CIANJUREKSPRES – Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Jawa Barat mengkonfirmasi jika di dalam sumur yang menewaskan empat orang yang tercebur ke dalam di Kampung Panahegan, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang pada Rabu (6/3) mengandung gas beracun, salah satunya metana.
Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Provinsi Jawa Barat Supriono menyebutkan jika sumur dengan kedalaman 15 meter itu sudah lama tertutup sehingga menimbulkan gas-gas beracun.
“Kita sudah menguji dengan gas detector, memang di dalam (sumur) terdapat gas beracun seperti metana. Makanya kita mengevakuasi jenazah menggunakan alat pernafasan bertekanan udara atau Self Contained Breathing Apparatus (SCBA),” kata Supriono, Rabu malam.
Baca Juga:IPW Laporkan Ganjar Pranowo ke KPK, TPN Ganjar: Mengedepankan TransparansiHijaukan Hutan di Proyek PLTA Upper Cisokan, PLN Tanam 33.000 Pohon
Pihaknya mengimbau agar warga segera melaporkan ke pihak berwajib seperti kepolisian, TNI, maupun Basarnas agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
“Melihat kronologi warga yang tewas satu per satu di dalam sumur beracun itu pun kita imbau jangan semerta-merta ingin menolong. Melainkan langsung melapor pada pihak berwajib agar insiden ini tidak terulang,” imbau Supriono.
Dalam proses evakuasi, lanjut Supriono, terdapat 35 personil unsur SAR gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, Basarnas Kabupaten Cianjur dan Provinsi Jabar, PMI, Damkar, juga dibantu warga sekitar.
“Kita libatkan 35 personil dari seluruh instansi tekait yang mempunyai kemampuan setelah pelatihan di Basarnas yang memahami teknik pertolongan,” ujarnya.
Menurutnya, untuk proses pencarian dan pertolongan di medan sulit dan sempit seperti sumur dibutuhkan keahlian dan peralatan khusus.
“Tidak semua relawan atau potensi SAR bisa melakukan evakuasi korban yang ada dalam sumur. Karena harung menggunakan SCBA dan teknik menurunkan rescuer dan mengangkat korban harus dengan lowering dan lifting. Maka tim rescue wajib mempunyai kemampuan bergerak di ruang vertikal dan terbatas,” beber Supriono.