CIANJUREKSPRES – Pada momen libur panjang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 tingkat okupansi di sejumlah hotel di Kabupaten Cianjur mencapai 70 persen.
“Peningkatan mulai terlihat sejak 24 Desember 2023. Saat ini tingkat hunian hotel di Kabupaten Cianjur 57-67 persen. Sedangkan jika dilihat dari jumlah reservasi untuk malam Tahun Baru 2024, sudah menunjukan 60-70 persen. Kita berharap pada 26 sampai 30 Desember ini pengunjung tetap banyak,” ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cianjur Nano Indra Praja saat dihubungi Selasa (26/12/2023).
Dari total 3.225 kamar di semua hotel yang tergabung di PHRI Kabupaten Cianjur, 2.225 kamar diantaranya sudah terisi pada momen libur Nataru.
Baca Juga:Sterilisasi Gereja Jelang Natal, Polisi Kerahkan K-9 dan JibomKampung Kristen Palalangon di Kota Santri Bukti Tingginya Toleransi
“Kalau nilai rata-rata 70 persen okupansi, dari total 51 hotel dan restoran anggota PHRI, maka kurang lebih 2.225 kamar sudah terisi. Kalau kita lihat hotel-hotel besar di Cipanas seperti Grand Aston, The Palace, Hotel Cianjur, dan Le Eminance itu sudah full,” ungkapnya.
Dari seluruh hotel yang masuk keanggotaan PHRI Kabupaten Cianjur, 25 persen diantaranya sudah full booking. “Kalau hotel-hotel besar pasti sudah full,” ungkapnya.
Dia memprediksi jika tingkat hunian terus tinggi hingga 2 Januari 2024 mendatang, karena adanya kebijakan penutupan Jalur Puncak pada pukul 18.00 WIB di 31 Desember 2023 sampai pukul 06.00 WIB pada 1 Januari 2024.
“Pada saat itu, lenght of stay (LoS) di hotel di kawasan Puncak kebanyakan selama dua hari karena ada kebijakan tutup jalur arah ke Puncak,” kata dia.
Kata dia, tingginya okupansi saat ini adalah titik balik kehidupan bagi pengusaha industri pariwisata, setelah beberapa tahun kebelakang industri hiburan terhalang pandemi juga bencana gempa.
“Kita ketahui tiga tahun lalu terhalang pandemi yang berlangsung dua tahun. Lalu tahun lalu ada bencana gempa. Semoga tahun ini dan tahun kedepannya industri pariwisata bisa menjadi lebih baik,” ujarnya.
Pasalnya, selama terhalang pandemi dan bencana, biaya maintenance facility, promosi-promosi tetap dikeluarkan.
Baca Juga:Berusia 121 Tahun, GKP Palalangon jadi Gereja Tertua di CianjurKalapas dan Puluhan Napi Basuh Kaki Ibu
“Mungkin tahun ini saatnya kita panen setelah biaya-biaya yang tidak sedikit dikeluarkan untuk maintenance dan promosi selama beberapa tahun kebelakang,” ujarnya.
Tak hanya itu, tingginya okupansi di Kabupaten Cianjur saat ini tak luput dari kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Cianjur juga jajaran aparat penegak hukum (APH).