CIANJUREKSPRES – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Diskdikpora) Kabupaten Cianjur menyebut jumlah siswa lulusan SMP yang tidak melanjutkan mengalami penurunan dari tahun 2022 sebanyak 2006, di 2023 turun menjadi 558.
Kepala Bidang (Kabid) SMP Diskdikpora Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin menyebutkan, jumlah siswa SMP yang tidak melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) mengalami penurunan.
“Yang tidak melanjutkan dari SMP ke SLTA di 2022 ada sebanyak 2006, dan di tahun 2023 ini turun menjadi 558. Alasannya beragam,” kata Helmi kepada Cianjur Ekspres, Rabu (20/12/2023).
Baca Juga:Penanaman Modal Asing di Cianjur Sudah Lewati TargetKasus Pernikahan Sejenis Berujung Damai
Helmi melanjutkan, alasan data di Disdikpora seperti itu, sebab banyak juga siswa yang melanjutkan dan tidak terdata.
“Alasannya karena mungkin pertama setiap tahun setelah selesai ujian sekolah harus melaporkan ke dinas yang melanjutkan berapa yang tidak melanjutkan berapa,” katanya.
“Bisa saja yang tidak terdata itu misalkan contoh di SMP banyak boarding school, artinya sekolah sambil mesantren. Ada juga misal dia misal orang Bekasi, sekolah di Cianjur meneruskan ke Bekasi, tidak lapor lagi,” lanjutnya.
Selain itu, kata Helmi, alasan siswa tidak melanjutkan ke jenjang SLTA akibat masalah ekonomi.
“Mungkin ada masalah ekonomi. Sebenarnya untuk masalah ekonomi sudah tidak menjadi masalah lagi, karena sekarang sekolah sudah gratis. Tinggal di jenjang SMA nya saja,” katanya.
Helmi menuturkan, setiap tahun banyak yang tidak melanjutkan karena faktor ekonomi, dan memilih melanjutkan pesantren. Makannya diperkuatlah dengan PKBM.
“Jadi pendidikan agamanya diperoleh ijazah dapet. Makannya sekarang banyak program PKBM di pesantren, untuk meng cover itu. Makin ke sini makin kecil jumlahnya yang tidak melanjutkan. Kemungkinan tidak melaporkan lagi ke sekolah,” pungkasnya. (dik)