CIANJUREKSPRES – PT PLN (Persero) terus menorehkan prestasi dalam upaya penyediaan infrastruktur kelistrikan yang andal bagi pelanggan. Kali ini, melalui PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (PLN UIP JBT) proyek pembangunan jalur transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) Jatigede Incomer sirkit 1 dan 2 arah Rancaekek berhasil diselesaikan dengan baik.
Transmisi ini akan menyuplai daya ke GI150 kV PLTA Jatigede line bay Rancaekek 1 dan 2 serta line bay kopler yang diproyeksikan untuk mengevakuasi daya yang akan dihasilkan oleh PLTA Jatigede.
General Manager PLN UIP JBT menuturkan proyek SUTT 150 kV Jatigede Incomer telah mendapatkan Rekomendasi Laik Bertegangan (RLB) dari PLN Pusat Sertifikasi (Pusertif) setelah melalui serangkaian pengujian individu dan fungsi peralatan (commissioning) untuk menguji kesiapan dari infrastrukur kelistrikan tersebut.
Baca Juga:Bupati Herman Pastikan Tak Beri Sisa Penyertaan Modal ke CSMPLN Resmikan 21 Unit Green Hydrogen Plant, Mampu Produksi Hingga 199 Ton Hidrogen Per Tahun
“Penyelesaian ini sejalan dengan pembangunan PLTA Jatigede yang sedikit lagi juga akan rampung. Saat ini, progres pembangunan sudah mencapai 97.90% tinggal menyisakan beberapa pekerjaan saja. Jadi, kami ingin pastikan seluruh infrastruktur yang terkait dengan pengoperasian PLTA Jatigede telah siap” kata Djarot.
Pembangunan transmisi listrik senilai lebih dari Rp 144 Miliar ini terbentang sepanjang 11,188 kilo meter sirkit (kms) mulai dari Desa Kadujaya hingga Desa Darmawangi Kec. Jatigede Kab. Sumedang.
Sebanyak 25 tower yang terdiri 19 tower SUTT serta 6 tower gantry menjadi rangkaian transmisi yang akan menyalurkan daya dari PLTA Jatigede.
Tercatat, PLN juga mencatatkan prestasi gemilang dalam proyek ini yaitu pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 94,98%.
Lebih lanjut Djarot menjelaskan penyelesaian proyek ini menjadi salah satu wujud nyata komitmen PLN dalam upaya transisi menuju green energy serta Net Zero Emission (NZE).
PLTA Jatigede akan berkontribusi terhadap target peningkatan porsi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Djarot meyakini infrastruktur ketenagalistrikan ini adalah bagian dari program ketahanan energi PLN karena usia PLTA yang relatif jauh lebih lama dan juga ramah lingkungan.
Djarot Hutabri juga memastikan bahwa PLN terus menerapkan prinsip zero accident selama proses pelaksanaan konstruksi. Menurutnya hal tersebut juga menjadi hal yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek pembangunan.