CIANJUR EKSPRES – Pesatnya perkembangan online shop nampaknya mulai membunuh sejumlah toko busana di Cianjur. Gerai-gerai baju disejumlah pusat perbelanjaan pun nampak sepi pembeli.
Neng (43) pedagang baju Toko Tede di Pasar Muka, Kecamatan Cianjur mengeluhkan sepinya penjualan. Dalam sehari, dirinya belum tentu bisa menjual sepotong pakaian pun.
Semenjak serangan pandemi, lanjut Neng, penjualan makin menurun karena konsumen lebih memilih belanja lewat online shop ketimbang harus pergi ke toko.
Mengenal Jenis Baju Adat Khas Cianjur, Unik dan Khas
Baca Juga:Pedagang Bomero Menolak Pindah ke Pasar IndukPejabat Pemkab Cianjur Umroh Bareng, Herman: Itu Tidak Benar
Saking sepinya, toko Neng pun masih memiliki stok baju tiga tahun lalu. Akibat tak kembali modal, tokonya pun tidak bisa lagi membeli baju baru yang biasa dipesan dari Tanah Bang, Jakarta.
“Sudah beberapa tahun kita tak beli stok baju baru karena tak kembali modal. Jadi memang di Tanah Abang itu sepi karena toko-toko baju di daerah pun sepi. Karena yang beli baju di Tanah Abang itu toko-toko seperti kita,” beber Neng.
Perhatikan Hal Ini Sebelum Membeli Headset Bluetooth di Toko
“Kita setuju kalau ada upaya pemerintah memberi batasan pada online shop, lebih bagus kalau penutupan aplikasi online shop. Biar merata. Saat ini artis-artis saja jualan online, kita kebagian apa?,” sambung Neng.
Terpisah, Mawar pemilik toko busana Mozha Shafura di Jalan Yulius Usman Kelurahan Sayang mengungkapkan, untuk bertahan di bisnis busana, dirinya harus ikuti perkembangan zaman.
“Pengaruh online shop sangat berpengaruh, bukan hanya ke pusat perbelanjaan seperti Tanah Abang, butik-butik kita pun kena imbasnya. Lebih bagus penjualan toko saat pandemi dibanding saat online shop menyerang,” ujar Mawar saat dihubungi, Minggu (24/9/2023).