CIANJUR EKSPRES– Sebanyak 4 santri yang dua di antaranya masih di bawah umur, diduga menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh oknum pimpinan pondok pesantren serta anaknya yang berprofesi sebagai guru ngaji, di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur.
Pelaku diketahui berinisial AIY (60) dan MM (31). Ayah dan anak ini sudah melakukan aksi bejat terhadap santrinya hingga berkali-kali.
Kakak korban, yang enggan disebutkan namanya mengatakan, perbuatan bejat itu sudah berlangsung dari adiknya kelas 6 SD beberapa tahun lalu. Namun, baru terbongkar sekitar tiga bulan lalu.
Baca Juga:Sempat Melarikan Diri, Sopir Truk Ditangkap Usai Tewaskan Suami Istri Karena KecelakaanPengelolaan Penanganan Bencana Gempa di Cianjur Tercepat di Nasional
Kakak korban menceritakan, keempat korban terus menangis di rumahnya, setelah tenang dia menanyakan alasan mereka terus menangis.
“Setelah tenang saya tanya kenapa, terus mereka cerita ke saya. Waktu itu mereka cerita tidak semuanya detail, karena saya juga tidak sanggup mendengarkan berapa kalinya adik saya diperlakukan seperti itu (adanya tindakan asusila, red). Adik saya kalau ada apa-apa ke saya dulu, pas cerita ibu dan bapak saya belum tahu,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, kejadian pertama yang dialami adiknya berawal ketika adiknya diundang mengaji di salah satu kampung di Kecamatan Warungkondang. Oleh ibunya dia disuruh datang ke guru ngajinya untuk meminta doa.
“Pas datang langsung adik saya di bawa ke kamar anaknya pelaku yang juga sebagai pelaku pencabulan kepada santri lain. Terus di kamar itu adik saya disentuh di bagian dada dengan alasan supaya ketika ngaji bisa tenang, modusnya gitu,” paparnya.
Lansia Pelaku Pencabulan Anak Berhasil Dibekuk
Pelaku berdalih hal itu dilakukan supaya bicaranya lancar ketika ngaji. Kemudian disuruh dijilat supaya hilang tulisan spidol di lidahnya.