Bahaya Anak Kecanduan Game Roleplay

Anak Kecanduan Game
Doc : Anak Kecanduan Game
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Anak yang sudah kecanduan bermain permainan roleplay akan mengalami efek putus zat, apabila berhenti. Dr. Lahargo Kembaren SpKJ mengatakan bahwa anak yang keasyikan bermain permainan roleplay (role playing game/RPG) di platform sosial media (seperti Tiktok, Facebook, Twitter, Instagram, Telegram, dan Line) bisa mengalami sensasi rasa yang membuat ketagihan, seperti narkoba.

Kecanduan Game

Saat bermain itu otak anak melepaskan dopamin, zat kimia yang berfungsi membawa pesan (neurotransmitter) yang menyampaikan sinyal antarneuron.

Dopamin disebut sebagai hormon bahagia, karena ketika otak melepaskan zat ini, diri anak bisa merasa gembira, tenang, dan sejahtera.

Baca Juga:Liburan Asyik di Trans Studio Bandung!Wisata Keluarga Menjelang Libur Lebaran di Dusun Bambu Bandung

Apabila dilarang, si anak akan memberontak, bahkan bisa melakukan agresivitas pada orang atau benda di sekitarnya. Di saat itulah anak sudah mengalami kecanduan bermain permainan roleplay.

BACA JUGA :

Intip, Cara Menjaga Kesehatan Kulit dari Polusi Udara!

Jika anak dihentikan untuk bermain lagi, ia akan mengalami efek putus zat.

Efek Putus Zat

Mengutip dari Health Direct, efek putus zat atau withdrawal adalah proses menghentikan atau mengurangi paparan zat adiktif. Zat adiktif dapat berasal dari narkoba atau alkohol dan beberapa perilaku, seperti berjudi atau makan makanan manis.

Saat tubuh terbiasa bekerja tanpa zat atau perilaku itu, Anda mungkin mengalami gejala efek putus zat yang bisa ringan atau mungkin serius. Dr. Lahargo mengatakan bahwa saat itu anak akan merasakan tubuh, pikiran, dan perasaan yang tidak nyaman, tidak mengenakan.

Efek putus zat ini bukan hal yang buruk, tetapi tahap yang harus dilalui anak yang sudah kecanduan bermain RPG.

Digital Detoxification

Dokter spesialis kedokteran jiwa ini mengatakan bahwa anak yang sudah kecanduan bermain permainan roleplay harus mendapatkan digital detoxification dari orangtua dan orang terdekat lainnya.

“Digital detoxification ini betul-betul diatur dengan cermat dan tegas. Bagaimana penggunaan gadget si anak,” ujarnya .

Baca Juga:Saung Anklung Udjo, Wisata Budaya Khas Sunda yang Ciamik!HOLEO Golf & Museum, Tempat Kencan Baru di Jakarta!

Orangtua bisa mengatur anak untuk tidak menggunakan gadget untuk bermain selama 1 sampai 3 hari.

“Selama itu sama sekali anak tidak boleh buka aplikasi tersebut (roleplay) kalau tidak ada kebutuhan yang terlalu mendesak dan mungkin orangtua yang meyimpan gadgetnya,” terangnya.

0 Komentar