Penyebab Kasus Rabies Pada Anak Indonesia Tinggi

rabies anak
Doc : Rabies pada anak
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan, lebih dari 40 persen kasus penyakit rabies di Indonesia terjadi pada anak. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, jumlah kasus rabies di Indonesia sedikitnya ada 31.113 dengan 11 kematian pada medio 2020 sampai April 2023. Lantas, apa penyebab rabies pada anak di Indonesia kasusnya cukup tinggi dan bagaimana pengobatannya? Simak jawaban ahli berikut.

Penyebab Rabies

Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI Dr. dr. Novie Homenta Rampengan, SpA(K), DTM&H, MCTM (TP) mengungkapkan kemungkinan penyebab di balik tingginya kasus rabies pada anak di Indonesia.

“Rabies ditularkan gigitan hewan seperti anjing. Anak senang atau akrab bermain dengan binatang itu. Begitu orangtua kurang perhatian, anak rentan diserang binatang itu,” jelas Novie, dilansir dari Antara (17/6/2023).

BACA JUGA :

Pentingnya Orangtua Mengenal ADHD Untuk Kehidupan Anak

Baca Juga:WA Akhirnya Merilis Fitur Bisukan Telepon Tidak Dikenal!Spotify Dengan Paket Langganan Terbaru, Audio Berkualitas Tinggi!

Lebih lanjut Novie menyampaikan, tingginya angka gigitan hewan seperti anjing pada anak dapat meningkatkan risiko penyakit rabies. Namun, ia menyebutkan, belum ada catatan kematian meskipun kasus rabies pada anak di Indonesia cukup tinggi.

Penyakit Mematikan

Untuk diketahui, rabies adalah penyakit menular mematikan pada manusia dan hewan yang menyerang sistem saraf pusat. Penyakit rabies disebabkan oleh virus lyssa yang berasal dari famili rhabdoviradae. Penyakit rabies ditularkan oleh gigitan hewan seperti anjing, kucing, atau kera pembawa virus rabies. Selain itu, rabies juga bisa terjadi karena ada luka terbuka yang terpapar virus rabies.

Cara Pengobatannya

Dokter Novie menyebutkan, ada beberapa cara yang dilakukan orangtua saat mendapati anak yang diduga tertular rabies.

“Jangan panik. Segera cuci bekas luka atau gigitan dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit. Kemudian bawa anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan selanjutnya,” kata Novie.

Menurut dokter dari Universitas Sam Ratulangi itu, bila anak berisiko tinggi terinfeksi rabies, maka anak akan diberikan vaksin anti-rabies (VAR) dan serum anti-rabies (SAR) yang bisa didapat di rumah sakit. VAR diberikan sebanyak empat kali, yaitu pada hari ke-0 sebanyak dua dosis masing-masing pada lengan kiri dan kanan atau pada paha kiri dan paha kanan khusus untuk anak di bawah satu tahun.

0 Komentar