Tenaga pengajar, kata dia, tidak bisa melakukan kontrol pada setiap siswanya apalagi jika sudah di luar sekolah. Orang tua dituntut untuk memperketat pengawasan setelah jam pulang sekolah.
Kronologi Ibu di Bekasi Terinjak Remaja Tawuran, Baru Keluar RS
Bupati Cianjur Herman Suherman mengungkapkan, sebelum kejadian tersebut, pihak Pemda Cianjur sudah lakukan sosialisasi terhadap 900 orang tua siswa kelas 9 di Kecamatan Sukanagara pada pekan lalu. Juga pada Jumat (16/6/2023) lalu, pemerintah mengumpulkan sekitar 500 orang tua siswa SMP Negeri 1, 2, 3, dan 4 Cianjur di Bale Pancaniti Pendopo Cianjur untuk pencegahan konvoi pada saat kelulusan juga pencegahan kenakalan remaja.
“Kita sudah maksimal sosialisasi, Alhamdulillah, dari 76 siswa itu, tidak ada dari sekolah yang sudah diberikan sosialisasi kemarin,” ujar Herman.
Baca Juga:Masuki Masa PPDB, Sejumlah SMP di Cianjur Pakai Sistem OnlinePemerintah Berencana Bangun 4 Jalan Tol yang Hubungkan Cianjur
Dirinya juga menyetujui adanya ancaman pencatatan dalam SKCK jika siswa-siswa tersebut nantinya didapati lakukan tawuran juga terlibat geng motor. “Sangat setuju, harus ada efek jera bagi anak-anak, juga jadi contoh buat yang lain,” kata dia.
Dirinya juga menekankan pada orang tua siswa agar memperketat pengawasan terhadap anak-anaknya. “Orang tua seharusnya bisa mengarahkan anak ke hal positif, walaupun saat ini kita digempur oleh meria sosial yang sangat mudah untuk diakses oleh mereka. Anak-anak ini adalah investasi dunia dan akhirat,” kata Herman.
Senada, Ketua Komisi D DPRD Cianjur Atep Hermawan Permana mengatakan pentingnya pembentukan karakter anak baik di lingkungan sekolah maupun rumah.
“Ini adalah tugas bersama, pemerintah, masyarakat, juga orang tua untuk membentuk karakter anak menjadi lebih baik juga jauh dari hal negatif. Memang sulit ditengah pengaruh era digital, dimana medsos sangat mudah dikases. Anak jadi mudah meniru. Tapi tetap harus dilaksanakan,” kata Atep.