2. Demak
Sementara itu, tradisi apitan Kabupaten Demak menggelarnya dengan sejumlah pertunjukkan seni, seperti pagelaran wayang kulit, kethoprak, dan kesenian tradisional lainnya. Masyarakat setempat juga menggelar khataman Al-Quran saat apitan. Selain menyambut Idul Adha, tradisi apitan itu juga bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa. Bukan kesenian semata, wayang kulit juga sebagai media dakwah Sunan Kalijaga dalam menyebarakan Islam di Demak.
3. Grobogan
Masyarakat Grobogan menyelenggarakan tradisi apitan dengan menggelar kirab dan mengarak 12 gunungan setinggi 2,5 meter. Setelah kirab selesai, gunungan yang berisi hasil bumi baik sayur-sayuran dan buah-buahan itu kemudian diletakkan berdampingan. Para tokoh masyarakat setempat kemudian memanjatkan doa. Setelah doa selesai, belasan gunungan itu pun langsung diserbu ratusan warga. Hanya dalam kurun waktu tak sampai 10 menit gunungan itu pun ludes.
Digelarnya Tradisi Apitan
Apit merupakan merupakan nama bulan dalam penanggalan Jawa yang datang sebelum Bulan Besar. Oleh sebab itu, tradisinya disebut apitan. Adapun nama apit lantaran bulan Jawa ini berada di
antara dua hari raya Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha Waktu pelaksanaan tradisi apitan pun berbeda-beda setiap daerah. Namun umumnya tradisi ini sebelum Hari Raya Idul Adha, selama bulan apit dalam kalender Jawa.