CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Tembok penahan tanah (TPT) yang merupakan pembatas antara tempat pembuangan akhir (TPA) Pasirsembung dan pemukiman warga di Kampung Kandang Sapi Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku, Kamis (18/5/2023) malam ambruk.
Selain merusak satu kamar kontrakan, akibat ambruknya tembok pembatas tersebut sebuah mushola dan kamar mandi umum juga rata dengan tanah. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Pemilik kontarakan, Jamaludin (44) mengatakan tembok batu sepanjang 10 meter dengan tinggi kurang lebih delapan meter tersebut ambruk pada pukul 19.00 WIB.
Baca Juga:Jadwal Tayang Anime Kimetsu No Yaiba Season 3 Episode 7Alasan Namikaze Minato Begitu di Segani Dalam Serial Naruto
“Kontrakan jebol, mushola dan MCK rata. Untungnya tidak ada siapa-siapa di dalam kontrakan, padahal biasanya jam segini itu ramai anak-anak dan penghuni sudah masuk ke kontrakan,” jelas Jamaludin saat ditemui Cianjur Ekspres.
Menurutnya, sejak dua minggu lalu, pihaknya telah menyampaikan protes pada pengelola TPA Pasirsembung agar tak membangun tembok terlalu tinggi. Dirinya khawatir karena tembok tersebut terlalu dekat dengan kontrakannya.
“Dulu saya sudah sampaikan pada para pekerja proyek, yang bagian sini (belakang kontrakan) jangan terlalu tinggi karena dekat dengan kontrakan. Mereka mengiyakan, tapi tidak ada perubahan. Sekarang kejadian (ambruk),” tegasnya.
Dirinya juga memperlihatkan adanya TPT lain yang kondisinya miring, hanya ditahan dengan kayu dan bambu.
“Memang ini musibah, tapi ada kelalaian ini mah, karena sudah diberi tahu sebelumnya,” lanjutnya.
Penghuni salah satu kontrakan, Hilman (26) mengungkapkan saat kejadian dirinya mendengar suara aneh yang berasal dari tembok yang ada di belakang kontrakan.
“Seperti ada suara pok pok pok, setelah itu semua lari keluar dan ridak lama temboknya ambruk,” kata Hilman.
Baca Juga:Inilah Salah Satu Klan Terkuat yang Memiliki Kapasitas Cakra Terbanyak dan Kemampuan Menyeramkan!Genjot IPM Cianjur, FK PKBM Kebut Program Sekolah Kesetaraan
Senada, dirinya juga mengatakan pihaknya sudah melayangkan protes pada pekerja agar TPT tak dibangun terlalu tinggi, namun tak ada respon. “Karena kan dibawahnya itu sungai. Selain itu tembok di sisi lain juga kondisinya sudah miring,” tambahnya.