PT CSM Berkilah Rusaknya Alun-alun Cianjur Dampak dari Gempa

PT CSM Berkilah Rusaknya Alun-alun Cianjur Dampak dari Gempa. (zan)
PT CSM Berkilah Rusaknya Alun-alun Cianjur Dampak dari Gempa. (zan)
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Terkait kekecewaan Bupati Cianjur melihat kondisi alun-alun yang tak terurus. PT Cianjur Sugih Mukti (CSM) berkilah bahwa hal tersebut merupakan dampak dari gempa dahsyat yang mengguncang beberapa waktu lalu.

Site Manager PT CSM Alun-alun Cianjur Adi Mauludin mengungkapkan, jika beberapa kerusakan yang terjadi di Alun-alun Cianjur adalah imbas dari bencana gempa bumi pada November 2022 lalu.

Pada masa tanggap darurat bencana, lanjutnya, beberapa bagian Alun-alun Cianjur digunakan sebagai lahan parkir kendaraan-kendaraan besar.

Baca Juga:Lihat Kondisi Alun-alun Bupati Cianjur Kecewa BeratTangani Krisis Lahan Pemakaman Pemkab Cianjur Siapkan Anggaran 5 Miliar

“Pascagempa memang ada beberapa yang rusak, seperti keramik dan kaca-kaca. Tapi belum diperbaiki. Seperti halaman Alun-alun Cianjur di Jalan Suroso itu dulu mobil-mobil berat masuk, keramik pecah-pecah. Tetapi ada juga yang rusak karena sudah usang,” kata Adi, Selasa (16/5/2023).

Tak hanya itu, momen bulan Puasa pada April lalu, jumlah kunjungan ke Alun-alun Cianjur sangat tinggi. “Ditambah libur panjang, otomatis pengunjung Alun-alun Cianjur membludak. Kalau pengunjung membludak, pedagangnya juga pasti ikut membludak,” kata Adi saat dihubungi Cianjur Ekspres.

Menurutnya, PT CSM sudah berupaya untuk lakukan pembenahan, namun tidak secara keseluruhan.

Tidak hanya itu, menurutnya sosial media saat ini hanya fokus pada kesalahan, seperti tumpukan sampah, kerusakaan dan lain sebagainya. “Tapi mereka (sosial media) tidak tahu kami lakukan pembersihan kdang sampai jam 2 malam. Kenapa yang itu (pembersihan) tidak diekspos?,” kata dia.

“Kalau saya pribadi sebagai orang lapangan, kami sudah berupaya untuk lakukan perbaikan. Tapi kalau masalah berapa biaya pemeliharaan saya kurang paham, itu bagian yang di atas,” ungkap Adi.

Terkait penarikan biaya yang dikanakan pada pedagang asongan, kata Adi, adalah pungutan sukarela. Pungutan tersebut adalah untuk pengadaan plastik sampah atau trashbag.

“Kami tak pernah patok biaya pada pedagang asongan harus nyetor sekian. Sukarela untuk beli trashbag. Soalnya kebutuhan trashbag itu sangat besar, seminggu Dinas Lingkungah Hidup (DLH) bisa tiga kali angkut sampah. Sekali angkut sampah itu bisa sampai 80 trashbag, dari mana dananya? Kalau dari CSR itu tidak memungkinkan,” jelas Adi.

0 Komentar