CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Bupati Cianjur, Herman Suherman, meninjau lokasi bencana banjir di Kecamatan Ciranjang dan Bojongpicung Selasa (2/5/2023).
Ada dua lokasi yang dikunjungi yakni Kampung Cibogo RT 01, 02 dan 03 RW 17 serta Kampung Ciranjang RT 02 dan 03 RW 08, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang.
Bupati didampingi sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan unsur Forkopimcam Ciranjang, Pemerintah Desa Ciranjang dan lainnya.
Baca Juga:PHRI Catat Okupansi Hotel di Cianjur MeningkatKPU Buka Pengajuan Bacaleg DPRD Cianjur
“Hari ini saya berkunjung ke lokasi bencana Ciranjang, Haurwangi dan Bojongpicung dan saya membawa dapur umum untuk masyarakat terdampak yang berada di pengungsian,” ujar Herman dalam keterangan tertulisnya.
Dia pun meninjau jembatan yang terkena terjangan banjir yang sudah di cek kondisinya.
“ Alhamdulillah pondasi jembatan serta badan jembatan berdasarkan pengecekan oleh orang teknik dari PUTR ternyata masih kokoh. Masih layak untuk digunakan hanya klonengnya saja yang harus diperbaiki lagi,” ujar Herman.
Herman menegaskan, mobilitas kendaraan tidak terkendala, namun perlu kesabaran karena harus buka tutup mengingat kondisi jembatan untuk sementara belum bisa digunakan secara maksimal.
Sementara itu Kepala Desa Ciranjang, Deden Effendi, mengatakan, pihaknya tengah berupaya melakukan penanganan pascabencana banjir. Bagi para korban terdampak sudah ditempatkan di lokasi pengungsian di Aula Kantor Desa Ciranjang untuk warga RW 17. Sedangkan warga RW 08 di rumah saudaranya.
“Logistik untuk kebutuhan para korban cukup, bantuan dari Pemerintah Kabupaten Cianjur dan donatur. Ada berupa makanan siap saji dan sembako serta pakaian layak,” ungkapnya.
Menurutnya, bencana banjir ini tidak hanya terjadi di Kecamatan Ciranjang, melainkan juga melanda Kecamatan Bojongpicung karena Sungai Ciranjang hulunya dari Bojongpicung.
Baca Juga:Alun-alun Cianjur Ditutup SementaraPemilu Digelar Terbuka atau Tertutup, PPP Cianjur Siap Hadapi Pileg 2024
Warga Kampung Cibogo yang menjadi korban banjir, Jajang (54) mengungkapkan, ada sekitar 98 KK atau 307 jiwa di RW 08 dan 17 yang terdampak bencana yang terjadi pada pukul 22.00 WIB, Minggu (30/4) malam.
“Bencana semacam ini sudah pernah terjadi pada tahun 1993, namun saat ini lebih besar di banding yang dulu itu,” katanya.(rls/hyt)