CIANJUR,CIANJUREKSPRES- Sosok AKBP Yogie Hardiman menjadi sorotan usai terjadinya kasus kematian misterius seorang anggota polisi, Bripka Arfan Saragih (AS).
Sebelumnya Bripka Arfan Saragih dinyatakan meninggal karena bunuh diri, namun pihak keluarga berkeyakinan jika Bripka Arfan tewas dibunuh.
Hal ini terlihat dari bekas lebam yang muncul pada bagian wajah dan muka.
Baca Juga:Link Nonton Induk Gajah, Kisah Ibu dan Anak Perempuan yang Relate di KehidupanSiapa Artis Inisial P yang Lakukan Pencucian Uang Hingga 4,4 Triliun?
Dari kasus kematian Bripka Arfan, Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman pun menjadi pusat perhatian lantaran disebut-sebut ikut terlibat dalam kasus tersebut.
Lantas siapa sosok AKBP Yogie Hardiman?
Baca Jug: Rekomendasi PP Couple Bareng Pacar Tampil Romantis dan Aesthetic
Profil AKBP Yogie Hardiman
Sebelum menjabat sebagai Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman bertugas di Mabes Polri sebagai Kanit IV subdit V Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.
ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Sentral Pelayanan dengan status perwira muda di kota Bengkulu dan Kepala Satuan Reskrim di Polres Berau dan Kutai Timur di Kalimantan Timur.
Yogie merupakan alumni Akpol pada tahun 2003 dan menjabat sebagai Kapolres Samosir pada awal tahun 2023.
Kronologi Kasus Kematian Bripka Arfan
Sebelum meninggal, Bripka Arfan dituduh melakukan penggelapan uang pajak kendaraan.
Menurut pengakuan istri korban Jennie Simorangkir, suaminya telah mendapat ancaman dari Kapolres Samosir.
Baca Juga:Penyebab Cuaca Terasa Begitu Panas, BMKG: Musim Kemarau Akan Datang Lebih AwalJadwal Kereta Api Cianjur Sukabumi Bulan Maret 2023
Pada 23 Januari, selepas apel Yogie merampas HP milik Arfan. saat itu Kapolres Yogie mengatakan kepada Arfan bahwa dia tidak takut pada jenderal bintang dua dan bintang tiga.
AKBP Yogie Hardiman diketahui telah mengeluarkan ancaman berulang kali terhadap keluarga Bripka Arfan Saragih bahwa dia akan membuat keluarganya menderita.
Bahkan, ancaman ini dirasakan langsung oleh Jenni Simorangkir dan kedua anaknya. Mereka merasa bahwa pernyataan Kapolres Samosir telah terbukti dengan kejadian saat ini.
Hingga saat ini, keluarga korban masih merasa curiga dengan kematian Bripka Arfan Saragih karena ia ditemukan tewas akibat keracunan sianida.
Padahal, menurut Jenni, suaminya sudah membayar kerugian pajak sebesar Rp 650 juta atau Rp 700 juta. Uang tersebut diperoleh dari hasil penjualan rumah yang mereka miliki di Kabupaten Samosir.