CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Lestarikan Tradisi Papajar Warga Cianjur Padati Alun-Alun.
Sejak pagi hingga siang hari, ratusan bahkan ribuan warga Cianjur yang melaksanakan tradisi Papajar, memenuhi Alun-alun Cianjur hingga halaman Masjid Agung Cianjur pada Minggu (12/3).
Papajar merupakan tradisi warga Cianjur, dimana pada beberapa hari sebelum datangnya bulan Ramadan, warga mengadakan tamasya bersama keluarga, bersilahturahmi dengan diisi kegiatan ngaliwet atau hanya sekadar berkumpul di luar rumah. Diketahui bulan Ramadan tahun ini akan jatuh pada 22 Maret 2023 mendatang.
Dari pantauan Cianjur Ekspres, masyarakat dari berbagai penjuru sesaki halaman Masjid Agung Cianjur, dengan membawa perbekalan dari rumah masing-masing. Hanya beralaskan tikar atau terpal, para warga yang menggelar Papajar menikmati makanan dengan pemandangan Masjid Agung Cianjur.
Baca Juga:Honda Bakal Lansir BeAT 150cc Ternyata HoaksLink Download Lagu dan Video Viral di Media Sosial
M Ilham (22) warga Kampung Warungjengkol, Desa Padaluyu, Kecamatan Cugenang mengatakan, Papajar sudah dilakukan secara turun temurun oleh keluarganya. Dia bersama keluarganya, menggunakan kendaraan roda empat menuju Masjid Agung Cianjur.
“Dari dulu, sebelum Ramadan pasti orang tua kami mengajak makan di luar. Dulu sempat terhenti karena ada pandemi, tapi pada 2022 dan tahun ini, dilaksanakan lagi Papajar,” ujarnya pada Cianjur Ekspres.
Di sisi lain, Ahmad Lili (40) warga asal Kampung Wangun, Desa Bunikasih, Warungkondang itu meboyong keluarganya untuk berkumpul di halaman Masjid Agung Cianjur. Dirinya sengaja membawa anak-anak dan ponakan-ponakannya untuk memperlihatkan tradisi Papajar.
“Biar anak-anak tahu seperti apa itu tradisi Papajar. Makanya kita bawa ke sini. Dari kampung saya juga banyak yang Papajar di sini. Kita berangkat pagi-pagi, konvoi pakai empat motor,” kata Ahmad.
Sementara, Nunung Sulastri (30) Kampung Pasir Awitali, Desa Manggalamekar, Kecamatan Ciranjang mengaku jika dirinya dan keluarga terpaksa harus lakukan tradisi Papajar di halaman Masjid Agung Cianjur, karena mereka kehabisan tiket kereta untuk ke Sukabumi.