Jokowi Sebut Proses Bantuan Renovasi Rumah Korban Gempa di Cianjur Segera Dimulai

Asda Sebut Dana Renovasi dan Pembangunan Rumah Relokasi yang akan Digelontorkan Pemerintah Pusat Capai Rp3 Triliun
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau pembangunan rumah bagi korban gempa Cianjur di area relokasi Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku.(Rikzan RA/ Cianjur Ekspres)
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUR EKSPRES – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, proses bantuan untuk renovasi rumah korban gempa Cianjur yang mengalami rusak ringan dan sedang segera dimulai pada Kamis (8/12) mendatang.

“Nanti Kamis kita akan serahkan bantuannya, segera dimulai. Hingga semua pergerakan masyarakat kembali dan aktivitas ekonomi masyarakat juga bisa terbantu dari situ,” katanya usai meninjau progres pembangunan rumah anti gempa di lokasi relokasi Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Senin (5/12/2022).

Serah terima rumah anti gempa di Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku akan dilakukan dalam dua tahap.

Baca Juga:Korban Gempa Cianjur Dilema, Antara Bingung dan GembiraPembangunan Satu Unit Rumah Anti Gempa di Cianjur Rp150 Juta, Lengkap dengan Fasilitas Listrik dan Air

80 unit rumah anti gempa akan diserahkan pada minggu keempat Desember 2022, sedangkan 120 unit sisanya akan diserah terimakan pada minggu ketiga Januari 2023. Semuanya dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare.

Sementara, untuk pembangunan 1.664 rumah anti gempa di Desa Mulyasari Kecamatan Mande, akan dibangun diatas lahan seluas 30 hektare dan direncanakan rampung sebelum Lebaran 2023.

“Yang 1.664 kira-kira sebelum Lebaran (2023), insyaAllah,” kata Jokowi.

Diketahui, rumah anti gempa dibangun seragam dengan type 36/75, terdapat 2 kamar dan 1 kamar mandi dengan dapur yang berada di luar bangunan.

Rumah anti gempa yang dibangun dengan anggaran Rp150 juta per unit itu, digadang-gadang bisa menahan getarana hingga 7.0 skala ritcher.

Lebih lanjut Jokowi mengungkapkan, tidak merelokasi semua warga yang mengalami rumah rusak berat. Pasalnya, data yang diperoleh ada 8.151 rumah rusak berat yang di assesmen. Namun rumah anti gempa atau Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) totalnya hanya mencapai 1.864 unit di dua kecamatan.

“Yang rusak berat itu ada yang direlokasi ada yang tidak. Kalau tempatnya berbahaya, ada di garis patahan sesarnya, itu yang dipindah, yang tidak ya dibangun di tempat yang sama,” ujar dia.(mg1/hyt)

0 Komentar