Korban Gempa Cianjur Dilema, Antara Bingung dan Gembira

Korban Gempa Cianjur Dilema, Antara Bingung dan Gembira
Tampak lokasi relokasi korban gempa Cianjur di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku yang akan dibangun rumah anti gempa.(RIKZAN RA/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUR EKSPRES – Korban gempa Cianjur penerima manfaat rumah anti gempa di lokasi relokasi Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, mengaku dilema dan meminta pemerintah mempertimbangkan aspek mata pencaharian bagi warga yang direlokasi.

Seperti yang diutarakan Ade Kusyadi (45) warga RT 03/RW 05 Kampung Mangun, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Dirinya mengaku dilema soal pemindahan dirinya dan penerima manfaat rumah anti gempa lainnya ke Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku.

Pasalnya, lokasi tersebut sangat jauh dari tempat dia bekerja sebagai petani sayuran. “Kalau mau bertani sayuran di sini (Kecamatan Cilaku) kayanya tidak cocok pak, cuacanya agak panas. Kalau di sana (Kecamatan Cugenang) itu dingin,” kata dia usai menerima bantuan dari Presiden RI Joko Widodo, Senin (5/11/2022).

Baca Juga:Pembangunan Satu Unit Rumah Anti Gempa di Cianjur Rp150 Juta, Lengkap dengan Fasilitas Listrik dan AirPresiden Jokowi Tinjau Progres Pembangunan Rumah Tahan Gempa di Cianjur

Ia pun meminta pemerintah juga mempertimbangkan aspek mata pencaharian warga yang di relokasi ke Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku.

“Dalam hati antara bingung dan gembira juga sebetulnya. Di satu sisi saya butuh tempat perlindungan atau rumah, di sisi lain juga saya butuh mata pencaharian,” ujar Ade kepada wartawan.

Terpisah, Direktur Jendral (Dirjen) Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto mengatakan, hal terpenting saat ini adalah soal masyarakat yang cepat mendapatkan rumah layak dan aman.

“Dari pada tinggal di pengungsian, saya pikir segera pindah ke sini (relokasi) adalah pilihan yang terbaik,” kata Iwan Suprijanto.

Tak hanya aman dari gempa, tiap rumah yang ada di area relokasi sudah di fasilitasi air bersih PDAM, sehingga tidak ada cemaran dari tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Pasir Sembung yang jaraknya memang hanya sekitar 150 meter dari area relokasi.

“Air nanti dari PDAM, tapi kita siapkan tambahan dengan sumur bor. Jaringan listrik juga sudah disediakan dengan sistem token. Nanti pada saatnya para pengungsi tinggal masuk,” pungkasnya.(mg1/hyt)

0 Komentar