CIANJUR, CIANJUREKSPRES- Sebagai salah satu fenomena alam yang terjadi di muka bumi, hujan memiliki beragam jenis. Salah satunya ialah hujan zenithal.
Hujan zenithal memiliki beberapa perbedaan dengan jenis hujan lainnya, seperti hujan orografis, hujan frontal, hujan muson, hujan buatan dan hujan siklonal.
Indonesia sebagai negara yang terletak di daerah yang dilewati garis khatulistiwa dan diapit oleh dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, memiliki curah hujan tinggi. Jenis hujan yang biasa muncul ialah hujan zenithal, hujan frontal, dan hujan orografis.
Apa Itu Hujan Zenithal?
Baca Juga:Catat! Ini Daftar Harga Set Top Box Bersertifikat Kominfo5 Cara Atasi Laptop Lemot, Gak Pake Ribet Bisa Dilakuin Sendiri
Hujan zenithal merupakan hujan yang terjadi ketika di siang hari sehingga ada pula yang menyebutnya sebagai hujan tengah hari.
Hujan zenithal seringkali disebut sebagai hujan konveksi atau hujan ekuatorial atau hujan naik tropis.
Proses Terjadinya Hujan Zenithal
Hujan zenithal terjadi disebabkan oleh udara yang naik karena pemanasan udara yang tinggi.
Hujan ini akan terjadi di daerah tropis, yakni daerah yang mempunyai iklim tropis atau dilalui garis khatulistiwa. Daerah ini berada di letak astronomis antara 23,5ᵒ garis lintang utara sampai 23,5ᵒ garis lintang selatan. Karena inilah hujan ini disebut juga sebagai hujan naik tropis.
Ciri-ciri Hujan Zenithal
- Munculnya awan yang berwarna hitam diiringi dengan suara guntur.
- Proses terjadinya cukup cepat, yakni di siang hari yang panas dan terik lalu tiba-tiba turun hujan.
- Hujan zenithal terkadang bisa membersihkan udara yang kotor sehingga daerah yang terkena hujan menjadi lebih sejuk.
- Saat hujan turun, biasanya disertai dengan guntur serta hujan yang turun sangat deras.
- Terjadi dua kali dalam setahun
- Air yang jatuh adalah hasil penguapan sumber air yang ada di permukaan Bumi
Demikian informasi mengenai hujan zenithal. Semoga bermanfaat.