Petani Cabai di Cianjur Keluhkan Harga Jual Turun Drastis

Petani Cabai di Cianjur Keluhkan Harga Jual Turun Drastis
CABAI: Tampak salah seorang Petani Cabai Keriting di Blok Ciguntur, Desa Cipendawa Pacet, Cianjur.(Ayi Sopiandi/Cianjur Ekspres)
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUREKSPRES.NET – Petani hortikultura di perkebunan Blok Ciguntur, Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, mengeluhkan harga cabai keriting yang turun drastis setelah sebelumnya sempat melambung tinggi.

Seperti yang diutarakan Petani Cabai asal Kampung Gunungputri, Desa Sukatani, Pacet, Wa Epeng (52). Dirinya mengungkapkan jika harga jual cabai keriting saat ini mengalami penurunan yang sangat drastis dari yang sebelumnya sempat diatas rata-rata.

“Harga jual cabai keriting sekarang turun drastis, sebelumnya bisa tembus di Rp100 ribu, kini cuma Rp30 ribu,” katanya, Kamis (18/8).

Baca Juga:Pinjaman Daerah untuk Pembangunan Jalan Disetujui, Komisi C: Sayang Kalau Hanya Empat Ruas JalanHonda DBL with KFC Musim 2022-2023 Dibuka di Surabaya

Epeng mengatakan, kondisi turunnya harga cabai dikarenakan mulai adanya panen raya di sejumlah daerah di luar Cianjur.

“Mungkin sudah mulai ada panen raya di daerah luar Cianjur, sehingga harga jual cabai keriting khususnya kini terus mengalami penurunan,” katanya.

Di tengah kondisi tersebut, jelas Epeng, harga pupuk dan pestisida justru terus-terusan melambung. Terlebih khusus tanaman cabai rawit harus menggunakan pupuk dan pestisida yang kualitasnya lumayan bagus.

“Bisa saja kami menggunakan pestisida atau pupuk yang biasa akan tetapi hasilnya juga tidak akan maksimal,” ujarnya.

Menurutnya, tanaman cabai bisa bertahan lama kurang lebih mencapai satu tahun. “Minimal satu tahun bisa bertahan kalau jenis cabai ini, dengan begitu perlu perawatan yang maksimal agar hasilnya memuaskan,” tuturnya.

Terpisah, petani hortikultura di Kampung Gunungputri, Nanang, mengatakan, harga jual berbagai jenis sayuran saat ini lagi anjlok sehingga jauh dari kata untung.

“Harga sayuran ini lebih lama anjloknya ketimbang seimbangnya, entah sampai kapan kondisi ini terus terjadi,” pungkasnya.(yis/hyt)

0 Komentar