PASI dan DBL Indonesia Berkolaborasi Gelar Kompetisi Atletik Pelajar Terbesar di Tanah Air

PASI dan DBL Indonesia Berkolaborasi Gelar Kompetisi Atletik Pelajar Terbesar di Tanah Air
Azrul Ananda (CEO sekaligus Founder DBL Indonesia), Luhut Binsar Panjaitan (Ketua Umum PB PASI), Masany Audri (Direktur DBL Indonesia), dan Yanto S. Utomo (Direktur Utama Disway National Network).(istimewa)
0 Komentar

JAKARTA, CIANJUREKSPRES.NET – Konsistensi DBL Indonesia selama 18 tahun menyelenggarakan kompetisi basket pelajar semakin menumbuhkan kepercayaan dari berbagai pihak.

Terlebih kompetisi basket pelajar DBL itu kini menjadi yang terbesar di Indonesia. Dengan partisipasi melibatkan jutaan anak muda setiap tahunnya.

Terselenggara dari Aceh sampai Papua. Dampak dari konsistensi kompetisi itu pun mulai terasa pada pencapaian berbagai prestasi di level basket nasional hingga internasional.

Baca Juga:Bupati Cianjur Sebut Pengembangan Panas Bumi di Wilayah Cipanas Menguntungkan Bagi DaerahWabup Cianjur Apresiasi Atlet Disabilitas Peraih Medali di Asean ParaGames Solo

Konsistensi berbuah prestasi itu pula yang mendorong Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) berkolaborasi dengan DBL Indonesia.

DBL Indonesia dipercaya menggarap kompetisi atletik tingkat pelajar terbesar di tanah air. Namanya, Student Athletics Championships (SAC) Indonesia. Penandantanganan MoU dilakukan di Jakarta, Senin (15/8).

DBL Indonesia dan PB PASI berharap, Student Athletics Championships (SAC) Indonesia itu bisa makin memasyarakatkan olahraga atletik. Sama halnya dengan peran kompetisi DBL yang telah sukses meningkatkan partisipasi di kalangan anak muda dan pelajar.

Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, DBL Indonesia selama ini sudah punya pengalaman panjang memasifkan olahraga basket, terutama di usia dini. Hal itu pula yang diharapkan bisa terjadi di cabang olahraga atletik, yang lebih punya banyak nomor.

“Dengan kerjasama (antara PB PASI dan DBL Indonesia) ini, serta spirit yang sama untuk lebih memasifkan atletik dan mencari bibit-bibit potensial di seluruh Indonesia, tentu kita optimis akan lihat buahnya tiga tahun ke depan. Dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 278 juta, tidak alasan kita tidak bisa berkiprah kalau kita bekerja bersama-sama,” terang Luhut Binsar Panjaitan.

Sementara itu, Azrul Ananda menyebut olahraga atletik bukan hal baru buatnya. Selama ini banyak yang tidak tahu bahwa ketika memulai mengembangkan kompetisi DBL, Azrul sebenarnya bukan anak basket.

“Saya ini dulu pas SMA justru anak atletik. Pas SMA, olahraga saya track and field. Saya pelari 2 mile (3,2 km) dan lompat tinggi. Tapi tidak tahu kenapa kok saya bisa bikin kompetisi basket duluan,” ujarnya.

0 Komentar