Khilafatul Muslimin Terdeteksi di Jawa Barat, MUI Kota Bandung Buka Suara

Khilafatul Muslimin Terdeteksi di Jawa Barat, MUI Kota Bandung Buka Suara
Majelis Ulama Indonesia (MUI) buka suara soal keberadaan kelompok Khilafatul Muslimin. (Jabar Ekspres)
0 Komentar

Cianjurekspres.net- Majelis Ulama Indonesia (MUI) buka suara soal keberadaan kelompok Khilafatul Muslimin.

Kelompok yang mendukung ideologi khilafah tersebut terlacak berada di berbagai wilayah seperti seperti Medan, Jakarta, Cimahi, Semarang, Garut dan Bandung.

Ketua MUI Kota Bandung, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl, kelompok apapun yang yang bersangkutan dengan perubahan konstitusi NKRI harus dihindari.

Baca Juga:Rencana Presiden Kunjungi Rusia dan Ukraina, Siap Temui Putin dan Zelenskyy4 Fakta Xavier Alexander Musk, Anak Elon Musk Jadi Transgender

“Sepanjang hanya pendapat dan pemikiran tentunya, kalau menurut hemat saya ditoleril. Tetapi kalau diekspesikan dalam wujud perubahan konstitusi yang sudah disepakati tentu harus dihindari, sebab ini NKRI yang sudah dibangun lama. Harus kita utuh dalam konsensus UUD 1945,” ujarnya kepada Jabar Ekspres, di Kantor MUI Kota Bandung, Jalan Sadang Serang No.13.

Menurutnya, terkait dengan istilah Khilafah memang ada dalam Al-Qur’an. Tapi dengan arti sebagai wali Allah.

Adam disebut Khalifah fil Ardhi. Kemudian setelah Rasul wafat, pengganti Nabi juga disebut khalifah Abu Bakar, Umar.

“Dilanjutkan walaupun pemerintahan Islam sudah berubah ke lebih yang demokratis karena dipilih, tapi kemudian menjadi monarki 100 tahun ummayah, 100 tahun abasiyah, nah ini mereka menggunakan kata-kata khilafah,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia berpendapat jika orang yang memiliki paham adanya khilafah sebaiknya ditoleransi sepanjang bukan teroris dan tidak berniat mencederai NKRI.

“Tetapi kalau pemikiran khilafah itu dapat mengubah kesepakatan kita dengan berbagai macam ujian dalam perjalanan hidupnya, mestinya kurang pas,” tuturnya.

Ia pun menegaskan bahwa bentuk organisasi apapun dapat diberi kesempatan, jika berisi Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. “Apalagi kalau kekhilafahan dipahami dengan monarcy tentu tidak sesuai,” paparnya.

Baca Juga:Jadi Transgender, Anak Elon Musk Ganti Nama dan Tak Mau Berhubungan dengan Sang AyahKakek Juragan Beras Nikahi Gadis 19 Tahun, Alasannya Bikin Haru

Kelompok islam yang berniat mengubah konstitusi, tidak Pancasila. Sedangkan, Miftah mengatakan bahwa Pancasila itu Islami. Ia turut meluruskan pada masyarakat bahwa paham khilafah bukan terorisme. “Entah dibuat opini atau entah salah karena salah menyikapi sampai diidentikan orang-orang yang memiliki paham khilafah itu dijadikan teroris. Islam tidak mengenal terorisme,” imbuhnya.

0 Komentar