Dorong Daya Saing Industri Terhadap Ekspor-Impor Nasional Melalui LCS

Dorong Daya Saing Industri Terhadap Ekspor-Impor Nasional Melalui LCS
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Herawanto
0 Komentar

Cianjurekspres.net – West Java Industrial Meeting (WJIM) 2022 mengangkat isu sinergi dukungan bagi pelaku industri dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing melalui berbagai kemudahan, termasuk menekan biaya transaksi kegiatan ekspor-impor yang saat ini masih memiliki ketergantungan terhadap single currency (USD), melaui optimalisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) dan instrumen pendukung kegiatan ekspor-impor lainnya.

Sebagaimana pelaksanaan tahun sebelumnya, WJIM mengangkat topik/isu penting yang diharapkan mampu terus meningkatkan kinerja dan mendorong daya saing industri pengolahan Jawa Barat sehingga mampu memantapkan kontribusi manufaktur Jawa Barat terhadap perekonomian nasional yang saat ini mencapai 28,27% terhadap perekonomian, dan 23,43% terhadap ekspor nasional dengan potensi yang dapat terus meningkat.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah Jawa Barat, Herawanto menyebut, secara sederhana LCS adalah penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing negara dimana settlement transaksinya dilakukan di dalam yuridiksi wilayah negara masing-masing.

Baca Juga:Shin Tae-yong: Kami akan Membangun Tim yang Lebih Kuat di Piala AsiaSurya Paloh Ingatkan Kader NasDem Tidak Terjebak Polarisasi

“Instrumen ini tentunya ditujukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang hard currencies (terutama USD) dengan mendorong penggunaan mata uang lokal untuk settlement perdagangan dan investasi,” jelasnya di Trans Convention Center, Bandung, Rabu (15/6/2022).

Melalui LCS, pelaku usaha di sektor riil dapat memperoleh berbagai manfaat, salah satu diantaranya biaya transaksi perdagangan internasional yang semakin murah sehingga meningkatkan efisiensi dan mendorong daya saing produk di pasar internasional.

Dari sudut pandang yang lebih makro, implementasi LCS yang semakin optimal ke depan akan turut memberikan andil pada kestabilan nilai Rupiah, seiring dengan ketergantungan terhadap mata uang hard currencies yang berkurang.

Saat ini LCS telah diimplementasikan di Indonesia, Malaysia, Thailand, Jepang dan Tiongkok, melibatkan 5 mata uang lokal yakni Rupiah, Ringgit, Baht, Yen dan Yuan.

“Dalam lingkup Jawa Barat, selain sebagai kontributor terbesar sektor manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi dan ekspor, dalam satu tahun terakhir ini Jawa Barat juga tercatat sebagai provinsi dengan pangsa nilai transaksi LCS terbesar secara nasional,” jelasnya.

Di Jawa Barat, terdapat 439 perusahaan yang telah mengimplementasikan LCS. Besarnya pangsa pemanfaatan LCS oleh industri di Jawa Barat, membuat penyelenggaraan WJIM 2022 menjadi sangat strategis guna semakin memasifkan implementasi LCS secara nasional.

0 Komentar