Cianjurekspres.net – Lina binti Ateng, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kampung Cisuba RT 02/RW 04, Desa Muara Cikadu, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, dikabarkan hilang kontak selama 19 tahun. Pihak keluarga berharap Lina yang bekerja di Riyadh, Arab Saudi segera ditemukan.
“Memberikan kabar pada tahun 2009 karena akan pulang. Namun, sampai tahun ini (2022, red) Lina tidak pulang dan memberikan kabar lagi,” kata Enong (53) ibunda Lina kepada wartawan, Minggu (17/4).
Informasi yang dihimpun, Lina berangkat pada 2003 melalui penyalur atau sponsor. Enong mengungkapkan, sempat ada kabar di tahun 2009 melalui akun Facebook yang mengaku temannya dan bekerja di Riyadh bernama Hanifah Khumaira. Menurutnya, dia pernah melihat dan berbincang dengan Lina.
Baca Juga:DPD YLPKN Jabar Masih Temukan Dugaan Pelanggaran Program BPNT di CianjurKemping Di Bulan Ramadan Sambil Berbagi
“Katanya saat di Medsos Lina masih ada dan bekerja di saudara majikannya. Namun, hilang komunikasi kembali karena di blokir Facebooknya, alasannya takut dimarahin majikannya,” ujarnya seraya berharap
Lina bisa ditemukan serta pulang kembali dan berkumpul dengan keluarga.
Sementara itu, Ketua LSM Forum Perlindungan Migran Indonesia (FPMI) DPW Jawa Barat, Dhani Rahmad, membenarkan, adanya keluarga asal Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur yang mengadu perihal anaknya yang bernama Lina telah hilang kontak selama 19 tahun.
“Kita akan tindaklanjuti perihal pengaduan Ibu Enong yang meminta bantuan mencari anaknya yang hilang selama 19 tahun,” katanya.
Dhani menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait dan pemerintah mengenai permasalahan ini.
“Kita juga akan bersurat ke KBRI, Kemenaker, Kemenlu, BP2MI dan KJRI yang ada di Arab Saudi terkait permasalahan Lina karena hilang kontak selama 19 tahun,” tuturnya.
Dhani berharap, mudah-mudahan Lina dapat ketemu dan dipulangkan kembali ke rumahnya agar berkumpul kembali dengan keluarganya. Selain itu, hak-haknya juga dapat dipenuhi.
“Kami Meminta agar pemerintah secara maksimal membantu pekerja migran Indonesia (PMI) yang mengalami permasalahan,” tandasnya.(dik/hyt)