Cianjurekspres.net – Meski berada di daerah dataran tinggi, namun Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur tidak luput dari terjangan banjir. Seperti yang terjadi pada Rabu (9/3) lalu, tingginya curah hujan mengakibatkan badan jalan nasional di depan Istana Kepresidenan Cipanas terendam banjir.
Aktivis lingkungan yang juga warga Kecamatan Cipanas, Dede Ikhsan, menilai, kondisi kecamatan Cipanas saat ini dengan dulu sangat jauh berbeda. “Cipanas saat ini mulai rawan terjadi bencana bencana banjir, padahal kalau dilihat dari kontur posisinya berada didataran tinggi,” katanya, kemarin (10/3).
“Sebenarnya banjir tak hanya terjadi didepan Istana Kepresidenan akan tetapi hampir menyeluruh dibagian (Jalan, red) protokol Cipanas terlebih beberapa saluran airnya tidak berfungsi,” imbuhnya.
Baca Juga:Derita Tumor Kulit, Warga Cibadak Butuh BantuanWNA Pembunuh Mulai Disidang, Pembacaan Dakwaan Ditunda Lantaran Terdakwa Tidak Hadir
Penyebabnya, menurut Dede, selain faktor cuaca ekstrem seperti curah hujan yang tinggi, juga dikarenakan sistem pembuangan air drainase atau selokan dari warga kurang tertata dengan baik.
“Banjir kemarin juga bisa jadi karena ada dampak dari adanya warga yang masih buang sampah di sembarang tempat, seperti saluran air yang ada dilingkungan warga itu sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, masih adanya masyarakat yang kurang sadar dengan membuang sampah sembarangan menyebabkan saluran air tersumbat sehingga terjadi luapan air ke badan jalan.
“Banjir serupa pernah terjadi di 2015 sampai 2016 lalu, bahkan yang lebih parah lagi luapan banjir masuk dari atas makam pahlawan dan Kampung GBO, selain itu banjir juga masuk ke dalam Istana Kepresidenan Cipanas,” kata Dede.
Diungkapkan Dede, Kecamatan Cipananas juga dipadati penduduk. “Bisa jadi dalam satu Kecamatan Cipanas ini kurang lebih mencapai 100 ribu lebih KK, ditambah lagi warga yang melintas dan atau atau wisatawan,” paparnya.
Dede berharap, pemerintah memberikan perhatian lebih untuk penataan di Kecamatan Cipanas.
“Selain hanya pengelolaan sampah, juga pentingnya ada penataan wilayah yang sedemikian mungkin agar terhindar dari bencana banjir dan bencana lainnya,” katanya.
Baca Juga:Ridwan Kamil: Perfilman Indonesia sebagai Bentuk Identitas dari Budaya BangsaUu Ruzhanul Hadiri Safari Kebhinekaan
Bahkan, jelasnya, beberapa waktu lalu ada informasi terjadinya pencurian besi penutup saluran air (drainase) di jalur protokol. Selain bisa membahayakan pengguna jalan, juga dikhawatirkan akan terjadinya luapan air karena tak sedikit banyak warga yang buang sampah sembarangan salah satunya ke saluran air.