Cianjurekspres.net – Mahalnya harga kacang kedelai, membuat perajin tahu dan tempe di Cianjur terpaksa harus mengurangi ukuran.
Sri Hayati, perajin sekaligus pemilik pabrik tempe di Kampung Cipadang, Desa Bangbayang, Kecamatan Gekbrong, Cianjur, mengatakan, kenaikan harga kedelai sudah berlangsung selama hampir dua minggu secara bertahap.
“Sekarang ada kenaikan menjadi Rp11 ribu, harga normalnya Rp8 ribu, naiknya bertahap, sudah berlangsung dua minggu,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, saat ditemui di lokasi pabrik, Rabu (16/2/2022).
Baca Juga:Nelayan dan Petani di Cianjur Deklarasi Dukungan Gus Muhaimin Iskandar Capres 2024ASN Setda Kabupaten Cianjur Jalani Tes Swab Antigen
Menurutnya, walaupun harga kedelai naik, namun dirinya belum membatasi stok dan untuk harga tempe di pabriknya pun masih normal.
“Untuk stok enggak dibatasi, harga tempe belum dinaikkin. Dalam sehari biasanya kalau sebelum ada kebaikan kami membuat tempe sebanyak tiga kuintal, sekarang dua kuintal untuk tempe. Untuk tahu tergantung penjualan, kalau menurun bisa langsung dikurangin. Kalau tahu kan bisa langsung jadi, kalau tempe proses dulu,” ungkap Sri.
Dirinya mengatakan, khusus kacang kedelai biasanya sudah ada pemasok ke pabriknya sebanyak 10 ton untuk 20 hari dengan sistem bayar ladang.
“Untuk stok saya dikasih 10 ton setiap 20 hari jatahnya,” kata Sri.
Akibat naiknya harga kacang kedelai, Sri mengaku berimbas kepada menurunnya omset.
“Untuk omset sekarang menurun beberapa persen untuk tahu tempe. Menyiasati harga, kami main di ukuran tempe, awalnya misal 30 cm dikurangi 2 cm, tapi harga tetap sama. Misalnya kalau yang di kilo, tadinya setengah kilo di kurangi 2 ons untuk tempe. Untuk tahu kita ngambilnya dari potongan,” paparnya.
Sri berharap agar harga kacang kedelai kembali normal.
“Harapan saya inginnya harga kacang kedelai kembali stabil. Jadi kan kita sebagai pengusaha kecil, dengan adanya kebaikan bahan baku untuk usaha kami, ini bisa anjlok,” pungkasnya.(dik/hyt*)