Penulis: Khanifatul Mukaromah
Magister Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang
KONTESTASI Pemilihan Kepala Daerah tidak akan terlepas dari adanya perebutan kekuasaan, oleh karena itu berbagai cara dan strategi digunakan untuk memenangan calon kepala daerah sebagai bentuk memperoleh jabatan kekuasaan ataupun mempertahankan kekuasaan.
Pusat kekuasaan menjadi faktor penting dengan pemilik sumber kekuasaan untuk menentuka pemetaan politik selanjutnya dalam mengambil suara kemenangan.
Kuatnya Cengkraman Oligarki Lokal
Pembahasan penting dan utama dalam patronase politik ini selalu berkesinambungan dengan konsep oligarki, merujuk penjelasan oligarki yang dijelaskan oleh Winters menyebutkan bahwa oligarki merujuk kepada politik pertahanan kekayaan oleh pelaku yang memiliki kekayaan material.
Baca Juga:Pilkada: Ajang Kekuatan Oligarki Melalui Sistem DemokrasiBupati Cianjur Tegaskan Mulai Besok Sekolah Kembali Daring, Ini Alasannya
Pertahanan kekayaan oleh Oligark mencakup tantangan dan kapasitas tertentu yang tak dimiliki bentuk dominasi atau eksklusi minoritas lain. Oligarki menjabarkan cara pertahanan dilakukan – proses yang beragam di berbagai konteks politik dalam periode sejarah. Dengan demikian, dasar utama untuk menyusun konsep Oligarki adalah aspek material, kekayaan.
Seiring adanya patronase maka munculah struktur pemerintahan yang dikuasai oleh kerabat dari Pemimpin daerah, hal ini dikarenakan beberapa fakta menunjukkan bahwa panggung politik, baik tingkat nasional maupun tingkat lokal disesaki oleh para kandidat ataupun calon yang memiliki hubungan darah dengan partai maupun petahana.
Dengan mendudukan keluarga atau saudara dalam jabatan strategis akan memudahkan penguasa mengontrol dan mengendalikan semua hal yang diperlukan penguasa. Kualitas dan kapabilitas politik kandidat, popularitas serta kemampuan pendukung diperlukan dalam perebutan posisi strategis .
Tiga Basis Material Pencalonan Kepala Daerah
Faktor lain juga mempengaruhi kemenangan seperti dukungan moril ataupun materil dari elit-elit tertentu yang kemudian membentuk kekuatan baru dalam perpolitikan yang ada.
Beberapa basis material yang digunakan kandidat untuk maju dalam kontestasi Pilkada diantaranya adalah Pertama: Memiliki investasi politik masa lalu yang dimanifestasikan dalam bentuk kinerja pemerintahan yang baik selama berkuasa (Haboodin, 2017), artinya modal dan investasi ini didapatkan melalui keluarga , suami, ayah yang dijadikan senjata dalam kemangan Pilkada., hal ini tentunya akan menjadi bekal bagi keluarga petahana untuk memanfaatkan kantong-kantong suara sebelumnya, namun harus diiringi dengan progress dan pencapaian dari keluarga petahana agar masyarakat memilih kembali.