Pupuk Subsidi Semakin Langka, Ono Surono: Tata Niaga Pupuk Memang Kacau

Pupuk Subsidi Semakin Langka, Ono Surono: Tata Niaga Pupuk Memang Kacau
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono mengaku tidak heran dengan terjadinya kelangkaan pupuk subsidi yang terjadi belakangan ini.

Sebab, data tentang penyediaan dan pendistribusian pupuk subsidi sedari awal sudah bermasalah.

“Selama ini tata niaga pupuk memang kacau! Berawal dari elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) yang jumlahnya bisa 2,5 kali lipat dari yang disiapkan oleh Pemerintah, sehingga pada akhirnya petani yang berhak tidak mendapatkan pupuk,” kata Ono Surono dalam keterangan tertulis, Senin (7/2/2021).

Baca Juga:Telanjur PelindoRidwan Kamil Nantikan Lahirnya Kesenian yang Membanggakan dari Pusat Budaya Pagerageung

Pernyataan Ono ini mengacu pada RDKK 2020, di mana terdapat sekitar 13,9 juta petani yang mengusulkan pupuk. Jumlah yang mereka usulkan mencapai 26,2 juta ton.

Namun, pemerintah hanya memenuhi kebutuhan mereka sebesar 8,9 juta ton.

Kondisi ini kemudian membuat pendistribusian pupuk tidak berjalan efektif dan harga pupuk kemudian dikendalikan oleh mekanisme pasar.

Menurutnya, kondisi ini kemudian menyebabkan banyak data, terutama nama petani yang sudah terdapat dalam RDKK tidak mendapatkan pupuk.

Hal ini selanjutnya berimbas pada masalah akurasi data dalam pendistribusian pupuk subsidi.

“Titik kelemahan sampai terjadi kelangkaan pupuk subsidi ini menurut saya berawal dari data. Kemudian oknum-oknum dari mulai agen sampai distributor yang akhirnya menyalurkan pupuk tidak berdasar pada data yang ada,” jelasnya.

Oleh karenanya ia menegaskan bahwa solusi yang mesti diperbaiki oleh pemerintah adalah validitas data kebutuhan pupuk.

Data tersebut harus valid, termasuk petani yang berhak menerimanya.

“Yang pertama, harus diperbaiki data kebutuhan pupuknya. Pemerintah harus konsisten untuk membuat data yang valid. Sehingga tidak ada lagi petani yang harusnya tidak mendapatkan secara aturan, tetapi prakteknya mereka mendapatkan atau sebaliknya, petani yg berhak tapi mereka tidak mendapatkan,” ujarnya.

Baca Juga:Pusat Budaya Pagerageung Tasikmalaya Diresmikan Ridwan KamilLongsor di Desa Cikancana, Sukaresmi Cianjur, Dua Orang Meninggal Dunia

Kemudian, setelah data penerima benar-benar valid dan akurat, anggaran yang dipersiapkan pemerintah juga harus cukup dan sesuai dengan data yang diajukan.

“Jadi menurut saya, yang kedua, setelah data itu benar, siapkan anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk itu; dan ketiga adalah pengawasan yang ketat kepada distributor dan agen atau kios,” tegasnya.

Dalam pengawasan pun, kata dia, tidak bisa dilakukan oleh satu instansi pemerintah saja.

0 Komentar