Cianjurekspres.net – Sekretaris Komisi D DPRD Cianjur, Jumati, menilai ironis jika Palang Merah Indonesia (PMI) Cianjur belum memiliki alat fogging di tengah banyak permintaan masyarakat untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti.
“Memang sekarang kasihan juga PMI, permintaan banyak untuk di fogging ternyata alatnya tidak ada. Ironis, merasa khawatir PMI yang mobilisasinya masyarakat selalu minta ke PMI, PMI-nya tidak punya (alat fogging),” kata Jumati kepada Cianjur Ekspres, Minggu (16/1/2022).
Melihat kondisi tersebut, Jumati pun meminta kepada pemerintah daerah ke depan agar alat fogging tidak hanya disiapkan di Puskesmas saja.
Baca Juga:Menaker Ajak Generasi Muda Jadi Petani Jamur, Ini AlasannyaPMI Cianjur Belum Miliki Alat Fogging
“Mungkin tadi karena PMI anggarannya terbatas, seharusnya PMI itu punya,” katanya.
Jumati menegaskan, pemda harusnya menyiapkan alat fogging di seluruh puskesmas khususnya di wilayah yang rawan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
“Bila perlu setiap desa dan RW punya alat fogging itu,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, PMI Cianjur, ternyata tidak memiliki alat fogging untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti. Sedangkan permintaan untuk melakukan fogging meningkat.
Seperti diketahui, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Cianjur, hingga pertengahan Januari 2022, terdapat 14 orang warga dinyatakan positif terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), satu orang diantaranya meninggal dunia.
“Kalau ke PMI yang minta di fogging meningkat, karena belum punya alat jadi kita limpahkan ke Dinas Kesehatan,” kata Sekretaris PMI Cianjur, Hery Hidayat kepada Cianjur Ekspres, Minggu (16/1/2022).
Hery mengungkapkan, sudah ada lima sampai enam tempat yang meminta untuk di fogging. Diantaranya di Kecamatan Cilaku, Cibeber, Tanggeung dan Campaka.
Baca Juga:Selesai Direnovasi, Danrem 061/SK Minta Rumdin Dandim Cianjur DirawatHasto Ingatkan Kader PDIP Jangan Malas Turun ke Bawah
“Yang kita lakukan saat ini hanya mengedukasi masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M ( Menguras,Menutup dan Mengubur),” katanya.
Dirinya mengaku, alat fogging terbilang mahal dimana satu unitnya bisa mencapai Rp30 juta. Namun jelas, Hery, setelah berkoordinasi dengan Dinkes dikabarkan mau membantu.(hyt)