Cianjurekspres.net – Sebanyak 14 oarng warga di Cianjur positif menderita Demam Berdarah Dengue (DBD), satu diantaranya meninggal dunia.
“Per bulan Januari 2022 ini, sudah ada 14 orang yang dinyatakan positif DBD, satu diantaranya meninggal dunia,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Cianjur, Rostiani Dewi, Kamis (13/1).
Menurutnya, angka kasus DBD memang selalu meningkat di musim pancaroba atau perubahan cuaca di awal tahun. “Sebenarnya jika dimusim pancaroba ini, kasus DBD itu selalu ada,” ujar Rostiani.
Baca Juga:Ketua Persit KCK Koorcab Rem 061/SK Tinjau Pelaksanaan Vaksin Anak di CianjurPostif Omicron 14 Warga Jabar Dikarantina, Dinkes: Punya Riwayat Keluar Negeri
Langkah penanganan dari pemerintah, jelas Rostiani, Bupati Cianjur sudah membuat surat edaran melalui Dinas Kesehatan ke masing-masing Puskesmas se Kabupaten Cianjur.
“Salah satunya, ada gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan memaksimalkan 3M plus yakni Menguras, Mengubur, Menutup dan Merapihkan botol bekas,” jelasnya.
Dirinya mengungkapkan, pada saat di satu daerah ada kasus DBD maka tim kesehatan akan langsung turun ke lapangan untuk melakukan pengecekkan epidemiologi.
“Selanjutnya akan dilakukan pengasapan atau fogging, tentunya harus dibarengi dengan PSN agar lebih efektif,” papar Rostiani.
Jika hanya fogging, jelas Rostiani, hanya akan memberantas nyamuk dewasa. Sedangkan untuk jentik harus lebih ekstra dengan melakukan bersih-bersih, dan penaburan abate di setiap genangan air yang tidak mengalir. Baik itu di bak mandi atau saluran air yang tidak jalan.
“Masyarakat yang ingi mendapatkan abate secara gratis bisa langsung mengajukan ke masing-masing Puskesmas terdekat,” ucapnya.
Lebih lanjut, Rostiana mengatakan, terdapat tiga kecamatan yang menjadi wilayah rawan penyebaran nyamuk DBD. Diantaranya, Kecamatan Cianjur, Karangtengah dan Cilaku.
Baca Juga:Dinkes Jabar Siapkan Strategi Tangani Varian OmicronAntisipasi Lonjakan Kasus Omicron di Jabar, Ini Skema yang Disiapkan RSHS
“Yang paling menonjol angka kasus DBD itu sebenarnya ada di Cianjur Kota, kenapa? karena daerah padat penduduk. Selain itu juga minimnya kesadaran untuk membersihkan dan menjaga lingkungan dari genangan air yang menimbulkan perkembangbiakkan nyamuk DBD,” tegasnya.