Bupati Cianjur Disomasi Warganya Sendiri, Ini Penyebabnya

Bupati Cianjur Disomasi Warganya Sendiri, Ini Penyebabnya
Kondisi jalan Siti Jenab yang hingga saat ini masih tertutup untuk arus kendaraan yang ingin melintas. Bupati Cianjur Herman Suherman menjanjikan akan kembali dibuka.
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Masyarakat Pengguna Jalan melayangkan surat somasi kepada Bupati Cianjur, Herman Suherman atas penutupan jalan umum dalam Siti Jenab dan Jalan Guru H. Isa Cianjur.

Dalam surat somasi yang di terima Cianjur Ekspres, surat tersebut ditandatangani masyarakat dari berbagai elemen seperti wiraswasta, pedagang, hingga ibu rumah tangga.

“Kenapa kita melayangkan surat somasi, karena sudah hampir dua tahun kita tunggu dari zaman beliau (Herman Suherman,red), jadi Plt (Bupati,red) Alasannya karena Plt itu kewenangannya terbatas kita tunggu sampai Pilkada sekarang,” kata Taufan Badai, Warga Jalan Siti Jenab, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur, Minggu  (26/12).

Baca Juga:Proyeksikan Ekonomi Melaju 4,8-5,3% pada 2022, BRI Optimistis Kredit Perbankan Tumbuh Lebih TinggiKonsisten Kelola Manajemen Berkelanjutan, BRI Masuk Daftar Indeks SRI-KEHATI

“Terus di janji kampanye atau ketika temu dengan warga juga, pada prinsipnya beliau mengatakan kalau misalnya dia terpilih Jalan Siti Jenab akan diusahakan dibuka,” imbuhnya.

Bahkan diungkapkan Taufan, saat bertemu dengan tokoh Cianjur Abah Ruskawan sudah ada pernyataan Jalan Siti Jenab akan dibuka. Namun setelah 100 hari Bupati Cianjur, Herman Suherman memimpin tidak ada.

“Akhirnya ketika kemarin saya beraudiensi pun, Pak Bupati hanya menyatakan mereka sudah berkirim surat ke provinsi untuk minta rekomendasi Jalan Siti Jenab dikembalikan sebagai jalan umum. Itu alasan dari Pemda,” ucapnya.

Justru yang menjadi pertanyaan, jelas Taufan, ketika menutup Jalan Siti Jenab tidak ada izin warga. Bahkan pihaknya juga mempertanyakan ke DPRD Cianjur tahun 2019, bahwa tidak ada rekomendasi dari dewan untuk menutup Jalan Siti Jenab.

“Yang jadi pertanyaan, ketika harus membuka harus ada izin dari provinsi. Kita menuntut hanya buka gerbang saja dulu, secara manusiawi maka ayo kita duduk bersama apa saja yang bisa lewat kesitu. Apakah pejalan kaki, motor, sado, becak itu kan,” katanya.

Menurut Taufan, dampak dari ditutupnya Jalan Siti Jenab hingga Jalan Mangunsarkoro yang merupakan sentra ekonomi bisa dilihat saat ini sepi. Lalu Masjid Agung sepi karena jamaahnya berkurang dan orang yang ingin lewat terganggu.

0 Komentar