Pertumbuhan Ekonomi Bandung di Atas Lima Persen

Pertumbuhan Ekonomi Bandung di Atas Lima Persen
Dosen Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Syaiful Rahman Soenaria.
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Dosen Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Syaiful Rahman Soenaria menilai, pertumbuhan ekonomi Bandung di atas 5 persen. Sehingga ketika pandemi Covid-19 menghantam, penurunan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kota Bandung tidak separah di level nasional.

Menurutnya, almarhum Walikota Bandung, Oded M Danial selama tiga tahun terakhir sebelum meninggal telah berhasil mencatat ada kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indikator tersebut menunjukan pembangunan sumber daya manusia di Kota Bandung semakin baik.

“Mang Oded (sapaan akrabnya) berhasil mengendalikan inflasi baik sebelum maupun ketika Covid-19 berlangsung sampai hari ini,” paparnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/12/2021).

Baca Juga:Laka Tunggal, Mobil Masuk Parit di Jalan Raya Cipanas CianjurErick Thohir Puji Inisiatif “Moonshoot” BRIvolution 2.0 Untuk Hadapi Tantangan Kedepan

Sebelumnya, lanjut Syaiful, IPM Kota Bandung di angka 81,06 dan dalam setahun yakni 2019 naik 81,62 persen dan ketika Covid-19 hanya turun 0,11 menjadi 81,51. “Kita tahu bahwa IPM itu adalah gabungan beberapa indikator pendidikan, kesehatan, dan ekonomi,” tuturnya.

Ia mencatat, di tiga indikator tersebut belum berbicara soal ketimpangan sosial yang angkanya walaupun tidak signifikan turun tapi mengalami penurunan. Syaiful juga melihat terobosan yang dicanangkan almarhum Oded berupa program Kang Pisman dan Buruan Sae untuk menjadikan Kota Bandung sebagai kota yang berkualitas pertumbuhan ekonominya.

Tiga kualitas pertumbuhan ekonomi Kota Bandung adalah sustainable, smart, dan inclusive. “Buruan SAE dan Kang Pisman memenuhi kriteria itu,” ungkapnya.

Melalui program itu pula ia melihat target yang ingin dicapai Mang Oded yaitu membangun ketahanan pangan mandiri dan menyelesaikan permasalahan sampah organik minimal  selesai di rumah tangga dan atau RW, sehingga tidak lagi dibuang ke TPS.

“Kita tahu bahwa Bandung bukan kota agraris melainkan kota metropolis sehingga sulit berharap dalam waktu dekat ada kemandirian pangan. Tapi Mang Oded melalui Buruan Sae sudah menunjukan ada itikad serius untuk ketahanan pangan,” ungkapnya.

Sehingga keterlibatan masyarakat mulai dari unit terkecil yaitu keluarga terus dibangun melalui program Buruan SAE. “Artinya dengan Buruan Sae dan Kang Pisman pertumbuhan ekonomi sebisa mungkin dinikmati masyarakat luas tidak hanya segelintir kelompok kecil elit ekonomi” tuturnya.

0 Komentar