“Bisa saja apa yang terjadi di kelas masyarakat berbeda, antara riuhnya media sosial dengan riuhnya realitas. Sehingga Zulkifli Hasan mampu menembus perolehan kelas menengah, jauh lebih baik dibanding Puan Maharani atau Airlangga Hartarto,” tandas Catur Nugroho.
Peneliti menentukan sejumlah Desa untuk menjadi sample, setiap desa terpilih ditentukan secara acak menggunakan random kish grid paper sejumlah 5 rukun tetangga (RT), pada tiap RT dipilih 2 keluarga (KK), setiap keluarga dipilih 1 responden (Rs) dengan pembagian lelaki untuk kuesioner ganjil, perempuan untuk genap, total responden lelaki dan perempuan pada pembagian 50:50 persen.
Pada tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak, ini dimungkinkan tidak ada penentuan responden berdasarkan opini surveyor.
Baca Juga:Survei IPO: Kepuasan pada Kinerja Presiden Kian MerosotTransaksi AgenBRILink Tembus Rp1.000 Triliun
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (sampling error) 2.50 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat.
Survei ini mengambil representasi sample sejumlah 1200 responden yang tersebar proporsional skala nasional dan berdasarkan data pada survei sebelumnya (Periode Maret 2020, Agustus 2020, April 2021 dan Agustus 2021).
Dengan teknik ini setiap anggota populasi (responden) miliki peluang setara untuk dipilih atau tidak menjadi responden. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15 persen dari total populasi sample dan pengujian metode pra-research.(hyt)