Jembatan Cisokan II Bukti Sejarah Kegigihan Para Pejuang

Jembatan Cisokan II Bukti Sejarah Kegigihan Para Pejuang
TAK TERURUS: Nampak jembatan Cisokan II yang sudah tak terurus. Padahal jembatan tersebut merupakan salah satu saksi sejarah bukti kegigihan para pejuang saat melawan penjajah. (FOTO: Ayi Sopiandi)
0 Komentar

Sekdes Hegarmanah Kecamatan Sukaluyu, Dian Sofyan mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Ciranjang. Pasalnya kawasan bersejarah itu terbagi dalam dua wilayah.

“Untuk jembatan masuk ke Hegarmanah, Kecamatan Sukaluyu, tapi yang tugu itu masuk Ciranjang. Jadi perlu ada koordinasi dua pemerintah desa dan dua kecamatan berbeda. Tapi akan diupayakan adanya penataan di sana,” kata Dian.

Dian mengakui, jika penataan itu akan memberikan dampak positif bagi dua wilayah, mulai dari peningkatan pariwisata, hingga perekonomian.

Baca Juga:Disnakertrans Larang Permohonan AK-1 Melalui CaloBRI Tutup Penjualan ORI020 Lampaui Target dan Optimis Penjualan ST008 Semakin Laris

“Sudah menjadi rencana juga agar ada kawasan wisata sejarah yang menarik banyak wisatawan. Dan salah satunya yang berpotensi jadi wisata itu kawasan Cisokan. Makanya kami akan coba seriusi masalah penataannya,” katanya.

Sedikit mengulas perjuangan dari berbagai sumber, aksi dari para pejuang Indonesia di Jembatan Cisokan membuat tentara elite sekutu kocar kacir dan membuat kekuatan pejuang semakin diperhitungkan.

Peristiwa itu bernama Perang Konvoi yang menjadi ulasan dalam agenda napak tilas dan diskusi sejarah “Perang Konvoi Tjianjoer-Tjirandjang 1945-1946: Dalam Perpektif Sejarah”, Sabtu (11/11).

Untuk diketahui, perang Konvoi itu berlangsung di front Jawa Barat, beberapa bulan setelah proklamasi. Seharusnya waktu itu menjadi saat dimana Allied Forces Netherland East Indies (Afnei) yang dimpimpin Letnan Jendral Sir Philip Christison (inggris) untuk memulangkan tawanan dan melucuti balatentara perang, tetapi malah berujung sebagai medan perang bagi sekutu.

Perang itu terjadi disepanjangjalan antaran Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung dan berlangsung dalam dua periode. Pertama terjadi pada 9 sampai 12 Desember 1945 yang berpusat di Bojongkokosan. Keduanyaterjadi pada 10-14 Maret 1946, dimana tiga balation pasukan Inggris dikepung di Sukabumi dan Cianjur.

Aksi pejuang, tentara, dan laskar pun menjadi mimpi buruk bagi tentara Inggris. Bahkan tentara Gurkha dari Nepal dan Batalyon Jast serta Patialadari India yang sudah sangat terkenal sebagai mesin perang yang menakutkan, dibuat tidak berdaya menghadapi gempuran pejuang Republik.

Perang Konvoi pun menjadi catatan prestasi penting bagi TRI, khususnya resimen Sukabumi bersama barisan Hizbullah, Sabilillah, Persindo, Banteng, pemuda Proletar, kris, Prd, laskar merah, dan laskar lainnya.

0 Komentar