Stok Vaksin Covid-19 di Cianjur Tersisa 1.850 Dosis

Capaian Vaksinasi Lansia di Cianjur Masih Rendah
Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal.(Herry Febriyanto/cianjurekspres.net)
0 Komentar

Cianjurekspres.net-Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr. Yusman Faisal, mengungkapkan, jika stok vaksin Covid-19 yang tersimpan di Gudang Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur tersisa sekitar 1.850 dosis.

Menurutnya, stok vaksin 1.850 dosis tersebut diluar yang tersebar di 47 Puskesmas dan Rumah Sakit sekitar 15 ribu dosis untuk penyuntikkan dosis kedua minggu ini.

“Jadi untuk dosis yang baru, sasaran baru itu mereka sudah tidak ada. Hanya ada stok di Dinkes saja sebanyak 1.850 dosis. Itu pun kita menyimpan itu untuk mencukupi dosis kedua nanti kalau Puskesmas kurang,” kata Yusman kepada wartawan di Pendopo Bupati Cianjur, Rabu (21/7).

Baca Juga:Respons HidungMasih Ada 6 Desa Tertinggal di Cianjur, Bupati: Penanganannya akan Keroyokan

Yusman pun mengaku untuk stok vaksin Covid-19 minggu depan belum ada. Sehingga pihaknya terus berusaha mengajukan ke pihak provinsi.

“Jadi saat ini kita ke Puskesmas menginstruksikan agar mereka tidak menyimpan vaksin lebih dari satu minggu. Sehingga kalau misalkan ada vaksin yang baru di kirim ke Puskesmas itu harus langsung dihabiskan dosis pertama semua, enggak ada harus nyimpan-nyimpan lagi. Hanya untuk minggu ini, dosis kedua semua yang ada di Puskesmas,” ujarnya.

Terkait dengan proses vaksinasi, Yusman menjelaskan, baru sekitar 200 ribu warga Kabupaten Cianjur yang sudah divaksin atau sekitar 8,5 persen dari target 1,9 juta masyarakat yang harus menerima vaksin.

Sementara itu Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo kemungkinan besar Jawa barat akan diprioritaskan terkait dengan vaksinasi Covid-19.

“Karena kemarin prioritas untuk DKI dan Bali, sekarang sudah tinggi. Ternyata di Jawa Barat itu masih dibawah, masih 10 persen. Bahkan kita masih 7 persen. Kendalanya apa? masyarakat mau divaksin tapi vaksinnya enggak ada,” tandasnya.(hyt/sri)

0 Komentar