Harga Cabai Rawit di Pasar Cipanas Cianjur Semakin ‘Pedas’

Pascagempa Bumi, Pasar Cipanas Cianjur Masih Sepi Pengunjung
Ilustrasi Tampak depan Pasar Cipanas di Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur.(dok/cianjur ekspres)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Harga cabai rawit di Pasar Cipanas mengalami kenaikan dari semula Rp30 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram. Selain faktor cuaca yang tidak menentu, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat juga berdampak terhadap sulitnya distribusi dan sepinya pembeli.

Salah seorang pedagang sayur di Pasar Cipanas, Ahmad (40) mengatakan, saat ini harga cabai rawit merah berada di kisaran Rp50 ribu per kilogram. Ia mengatakan, cuaca yang tidak menentu membuat hasil panen petani mengalami penurunan.

“Sekarang harga cabai rawit merah itu di Rp50 ribu rupiah per kilogram. Sebelumnya itu Rp30 ribu rupiah per kilogram. Karena cuaca mungkin para petani jadinya sulit produksi, juga distribusi yang banyak pembatasan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (6/7) seperti dilansir dari Harian Umum Cianjur Ekspres.

Baca Juga:Harga Tabung Oksigen Meroket, Petani Ikan di Cianjur Tunda PanenTekun Layani Nasabah 24 Jam, AgenBRILink Ini Kini Punya Kos-Kosan

Sementara itu untuk harga komoditi lainnya tidak mengalami kenaikan. Seperti cabai merah kriting dan cabai merah besar, semuanya berada di kisaran harga standar.

“Cabai merah kriting harganya Rp20 ribu per kilogram, kalau cabai merah besar itu Rp28 ribu per kilogram, standar harganya nggak ada kenaikan,” kata dia.

Selain itu, beberapa komoditi seperti kentang, bawang putih, dan bawang merah tetap berada di harga standar. Ahmad mengatakan tidak ada kenaikan harga yang berarti.

“Kentang per kilogramnya Rp14 ribu. Kalau bawang putih harga per kilonya itu Rp26 ribu, bawang merah Rp30 ribu per kilo. Sama, masih standar,” jelas dia.

Pedagang sayur lainnya, Maman (39) mengungkapkan, hanya harga cabai rawit merah yang naik. Ia menyebut, harga komoditi lainnya masih standar, hanya sepi pembeli saja.

“Cabai rawit merah susah sekarang, harganya per kilo Rp50 ribu, dulu paling Rp35 ribu. Kalau komoditi lain masih aman, harganya standar. Cuma karena pembatasan jadi sepi pembeli aja,” tutupnya. (hyt/job3/sri)

0 Komentar