Pemerintah Belum Bisa Memastikan Kuliah Tatap Muka

Pemerintah Belum Bisa Memastikan Kuliah Tatap Muka
(Ilustrasi: Kuliah Tatap Muka di UNS Solo)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Proses kuliah tatap muka sedianya dimulai kembali di awal tahun akademik 2021-2022 pada Agustus nanti, namun sama halnya dengan sekolah rencana ini masih belum bisa dipastikan.

Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek, Nizam menjelaskan, rencana tersebut masih maju mundur. Hal ini dikarenakan kondisi Covid-19 masih mengkhawatirkan.

“Semoga proses vaksinasi Covid-19 bisa berjalan maksimal, khususnya vaksinasi untuk para dosen, guru, atau tenaga kependidikan lainnya. Dengan vaksinasi yang maksimal, potensi penularan Covid-19 bisa ditekan serendah mungkin,” ucap guru besar UGM Jogjakarta tersebut, Selasa (29/6/2021).

Baca Juga:DPPKBP3A Cianjur Launching Pusat Wisata Pendidikan Keluarga Manjur di SukanagaraIbu Ini Bisa Kuliahkan Anak dan Berangkat Umrah Berkat Jadi Agen BRILink

Nizam mengatakan, kampus disiagakan untuk menjalankan perkuliahan dengan moda hybrid. Yaitu gabungan antara tatap muka dengan pendidikan jarak jauh (PJJ). Sambil menunggu perkembangan kasus Covid-19 di tanah air mereda.

Dekan Fakultas Seni Rupa IKJ Anindyo Widito mengatakan, pandemi Covid-19 telah membawa sebuah revolusi peradaban. Perubahan signifikan tersebut juga terjadi dalam kampus di IKJ. Roda aktivitas dan kreativitas di kampus seakan melambat.

“Tidak lagi terdengar suara-suara dari segala penjuru, baik di luar maupun dalam ruangan,” jelas Anindyo.

Serta suara bising memekakkan telinga dari teriakan-teriakan mahasiswa teater yang sedang berlatih vokal tidak terdengar lagi. Begitupun alunan musik perkusi yang lembut dari mahasiswa Musik tak lagi mengusik telinga.

Anindyo kemudian mengatakan keheningan menggantikan suara-suara mesin pemotong kayu dari mahasiswa Kriya Kayu. Gesekan pemutar keramik dan suara-suara khas lainnya juga tak terdengar di lingkungan kampus. Dia juga sudah tidak lagi melihat suasana mahasiswa menyandang tabung, membawa kanvas, kamera, atau alat musik. Baginya pandemi ini telah mengubah segalanya.

“Lantas apakah kawah Candradimuka tempat seniman digembleng sebelum berkiprah di tingkat nasional maupun internasional itu sekarang telah mati? Jawabannya tidak,” katanya.

Bagi dia yang terjadi sekarang layaknya hukum Archimedes. Kreativitas akan mencari jalannya sendiri untuk tetap hidup dan berkembang. Adanya pandemi dengan pembatasan sosial telah mengeksplorasi ruang-ruang baru tanpa batas.

Baca Juga:Soal Temuan Buruh Pabrik Terpapar Covid-19, Herman: Hari Ini Kita Mulai Panggil Pihak PerusahaanPuluhan Buruh Pabrik di Cianjur Terpapar Covid-19

Terbukanya ruang ekosistem baru melahirkan diskursus, pemikiran dan proses kreatif yang baru.

0 Komentar