Puluhan Buruh Pabrik di Cianjur Terpapar Covid-19

Puluhan Buruh Pabrik di Cianjur Terpapar Covid-19
Ratusan buruh saat berunjuk rasa menuntut hak normatif, beberapa waktu lalu. (Ilustrasi)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Puluhan buruh pabrik di Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terkonfirmasi positif Covid-19. Para buruh itu berasal dari tiga pabrik. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan.

Juru Bicara Pusat Informasi Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal membenarkan adanya kabar tersebut. Sebanyak 68 buruh dari beberapa pabrik terkonfirmasi positif dan satu orang meninggal dunia.

“Kabar dari Puskesmas saat itu menyampaikan ada 68 yang terkonfirmasi Covid-19, bahkan ada yang meninggal satu orang,” kata Yusman dikutip dari Harian Umum Cianjur Ekspres, Senin(28/6).

Baca Juga:Cek Layanan Data Pasar Modal yang Bisa Diakses Secara MudahBaik Saja

Kejadian ini berawal ketika ada beberapa buruh yang sakit dan meminta pelayanan di salah satu klinik swasta.

“Klinik swasta itu lalu berkoordinasi dengan Puskesmas dalam penanganannya. Ada yang bergejala sebagian, tapi banyaknya Orang Tanpa Gejala (OTG),” kata dia.

Pihaknya berkoordinasi melalui Puskesmas setempat untuk melakukan tracing. Bersama HRD masing-masing perusahaan pihaknya memeriksa kontak erat.

“Dengan HRD masing-masing pabrik dan ketika yang kontak erat harus swab antigen dan mereka alhamdulillah sudah menyampaikan dan mengidentifikasi by name by address pegawai mana yang harus di-swab test,” jelas Yusman.

Yusman mengungkapkan, beberapa pekerja memang sudah diisolasi di rumah masing-masing. Bahkan, ada pabrik yan siap menyediakan tempat isolasi terpusat dengan biaya sendiri.

“Saat ini mereka sedang berproses dan mencari tempat itu sangat membantu,” ungkap Yusman.

Agar hal ini tidak terjadi lagi, Yusman mengimbau Satgas Covid-19 Kecamatan dan Desa untuk bisa meningkatkan kewaspadaan atau awareness.

Baca Juga:Pengecoran Jalan di Ciandam Mande Sudah 90 PersenFokus Bangun Ekosistem Ultra Mikro, BRI Percepat Inklusi Keuangan

“Karena dengan kecepatan itu akan tertanggulangi pengendaliannya akan maksimal kalau responnya cepat,” kata dia.

Yusman mengaku kasus ini masih dikembangkan dengan bangian manajemen pabrik terkait. Sehingga puskesmas bisa bergerak.

“Puskesmas bergerak berdasarkan identifikasi by name by address jadi diharapkan pabrik terbuka untuk melakukan itu. Karena bilamana menghambat bisa disanksi sampai penutupan pabrik,” tutupnya. (job3/sri/tts)

0 Komentar