Pasien Covid di India Mengalami Jaringan Darah Tubuh Mati

Pasien Covid di India Mengalami Jaringan Darah Tubuh Mati
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Wabah Covid-19 di India memang berbeda dan mengkhawatirkan karena adanya mutasi ganda. Sejumlah pasien di India mengalami kondisi gangren yaitu kondisi serius di mana hilangnya suplai darah menyebabkan jaringan tubuh mati.

Pusat Kesehatan Nasional Inggris mengatakan jika tidak diobati selama 24 jam, kemungkinan bertahan hidup turun menjadi 50 persen. Kondisi ini dapat mempengaruhi bagian tubuh mana saja, tetapi biasanya dimulai di jari kaki, kaki, jari tangan, dan tangan. Gejala umum termasuk kemerahan dan bengkak, nyeri atau luka di daerah yang terkena.

Ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan di Rumah Sakit King Edward Memorial Mumbai, Hetal Marfatia, menjelaskan beberapa pasien di India juga melaporkan gangguan pendengaran, pembengkakan di sekitar leher, dan tonsilitis parah akibat varian Delta Covid-19.

Baca Juga:PT Padi Beton Salurkan CSR Cor Beton untuk Pembangunan Jalan di Bojonglarang CijatiSempat Tembus Rp100 ribu, Harga Jengkol Turun Jadi Rp50 ribu per Kilogram

India memiliki jumlah infeksi virus Covid-19 terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, dengan total kasus hampir 29 juta, menurut data Kementerian Kesehatan setempat. India telah mencatat 351.309 kematian terkait virus Korona.

Dalam beberapa hari terakhir jumlah infeksi baru perlahan menurun. India melaporkan 86.498 kasus baru dalam semalam. Ini adalah jumlah terendah dalam lebih dari dua bulan dan penurunan tajam dari puncaknya sekitar 400 ribu per hari pada Mei. Tetapi para pejabat telah memperingatkan bahwa vaksinasi harus dipercepat untuk mencegah lonjakan infeksi baru.

Anggota Dewan Riset Medis India (ICMR), badan penelitian kesehatan utama negara itu, Giridhara Babu, mengatakan kepada Reuters, India perlu memvaksinasi 7-8 juta orang per hari untuk memenuhi target mencakup semua orang yang memenuhi syarat sebelum akhir Desember 2021.

India telah menginokulasi orang-orangnya dengan suntikan AstraZeneca yang diproduksi di Serum Institute of India, dan Covaxin yang dibuat oleh perusahaan India Bharat Biotech. Dan, vaksin Rusia Sputnik V secara komersial pada pertengahan Juni.(jawapos/nik)

0 Komentar