Dilarang Mudik, Justru Banyak yang Mudik Lebih Awal

Dilarang Mudik, Justru Banyak yang Mudik Lebih Awal
Ilustrasi (net)
0 Komentar

Tiap tim ditugaskan bergantian 8 jam sehari atau tiga tim yang berjaga bergantian tiap hari. “Dilarang mudik dengan alasan apa pun karena masih pandemi,” tegasnya.

Mantan Kasatreskrim Polres Mojokerto itu mengatakan, penyekatan tidak sebatas meminta putar balik. Petugas dinkes juga melakukan rapid test untuk para pemudik secara acak. Yang kedapatan reaktif langsung (dikandangkan) untuk isolasi mandiri di Stadion Bumi Wali Tuban selama 14 hari.

“Tidak ada toleransi. Pemudik yang reaktif langsung kami isolasi di stadion selama 14 hari dan boleh pulang setelah isolasi selesai,” terang mantan Kasatreskrim Polres Ngawi tersebut.

Baca Juga:Pemilik 3 Zodiak ini Harus Bersiap, Sepanjang Mei Mereka Akan Bernasib BurukHak Jawab Anak Sarang Burung

Sementara itu, jalur bagi para pemudik ke Jateng ditutup rapat. Bukan hanya jalan protokol, tapi juga jalur tikus. Pemprov Jateng bakal mendirikan pos penyekatan di jalan-jalan kecil di wilayah Jateng untuk menjaring warga yang nekat pulang kampung.

“Ini bentuk antisipasi atas perkembangan pergerakan arus kendaraan di perbatasan,” kata Plt Kepala Dishub Jateng Henggar Budi Anggoro kepada Jawa Pos Radar Semarang kemarin.

Dia menyebutkan, pos penyekatan di sejumlah jalur utama Jateng membuat warga yang nekat mudik memanfaatkan jalur tikus. Karena itu, pihaknya berkolaborasi dengan kepolisian dan TNI untuk menjaga jalur-jalur itu.

Pemudik Mulai Ramaikan Pantura

Sejak Sabtu dan Minggu (1-2/5/2021), rombongan pemudik yang menumpangi kendaraan roda dua dan empat meramaikan jalur pantai utara (pantura) Kota Tegal. Ada juga kendaraan roda empat yang lewat jalan tol. Mereka senang karena tidak ada penyekatan seperti yang digembar-gemborkan polisi selama ini.

”Kami pulang lebih awal agar bisa kumpul bersama keluarga di kampung halaman sebelum pemberlakuan larangan mudik,” terang Waryo, 44, warga asal Bodeh, Kabupaten Pemalang, yang mudik menggunakan bajaj. Dia mengaku terpaksa pulang kampung karena penumpang bajaj sepi. Dia sengaja mudik dengan bajaj untuk menghemat ongkos.

Hal serupa dikatakan rombongan pemudik yang menggunakan motor RX King. Mereka beriringan menuju Kabupaten Batang. Dari Jakarta, ada 12 pemotor yang ikut konvoi mudik.

“Alhamdulillah, di Brebes dan Kota Tegal tidak ada penyekatan,” terang Hendro, 38, warga asal Bandar, Kabupaten Batang.

0 Komentar