Lawan Hoaks, Kemenkominfo Gencarkan Gerakan Literasi Digital

Lawan Hoaks, Kemenkominfo Gencarkan Gerakan Literasi Digital
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Kementerian Komunikasi dan Informatika terus menggencarkan program gerakan nasional literasi digital. Ini sebagai upaya melawan hoaks yang masih bermunculan di dunia maya. Termasuk media sosial.

“Kami tengah merancang program untuk turun langsung ke daerah-daerah guna memberikan edukasi penanganan hoaks. Sekarang secara bertahap pada protokol kesehatan sudah memungkinkan pertemuan tatap muka dengan tetap menjaga jarak, memakai masker, dan seterusnya. Sekarang kita sudah merancang untuk bertemu dengan masyarakat di wilayah-wilayah melakukan edukasi tatap muka,” kata Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Donny Budi Utoyo dalam diskusi daring di Jakarta seperti dilansir dari FIN, Selasa (30/3).

Dia mengatakan pihaknya menargetkan pada 2022 sebanyak 12,5 juta orang akan mendapatkan pemahaman literasi digital. Termasuk tentang penanganan hoaks.

Baca Juga:Sekolah Tatap Muka Terbatas Bisa Dimulai, Mendikbud: Setelah Guru dan Tenaga Kependidikannya DivaksinasiTiga Bulan Terakhir, BPBD Cianjur Catat Enam Kasus Orang Tenggelam di Sungai dan Pantai

Selain memberikan edukasi literasi digital kepada masyarakat, langkah lainnya yang dilakukan Kominfo adalah membangun koordinasi dengan pihak terkait. Seperti Kementerian Kesehatan, Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, serta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) untuk membahas hoaks baru yang muncul.

Ketika ada hoaks baru yang beredar, Kominfo akan langsung berdiskusi dengan pihak-pihak tersebut. Tujuannya menentukan klarifikasi yang tepat untuk selanjutnya disampaikan ke masyarakat.

“Jadi kalau ada hoaks baru muncul itu langsung didiskusikan. Ini klarifikasinya seperti apa? Kita coba carikan sumber-sumbernya secara cepat. Begitu ada ini adalah hoaks, sudah legitimate hoaks. Lalu kita mintakan stempel. Stempel itu apakah dari Kominfo, apakah dari Mafindo. Lalu setelah ada stempel hoaksnya lalu didistribusikan lewat berbagai saluran termasuk media massa,” papar Donny.

Dia mengingatkan masyarakat untuk selalu bijak dalam mengelola informasi yang diterima. Masyarakat diminta untuk tidak langsung menyebarkan informasi yang tidak diketahui kebenarannya.

“Pastikan cek dan recheck. Selalu saring sebelum sharing. Kalau kita tidak yakin kebenarannya jangan diteruskan. kalau kita yakin kebenarannya, tapi tidak ada manfaatnya, jangan diteruskan. Itu prinsip dasar supaya bisa melawan hoaks, melawan COVID-19, dan memulihkan ekonomi nasional,” pungkasnya.(fin/hyt)

0 Komentar