“Jadi ada nama yang disimpan disana buat sebagai penanda aja untuk mereka, jika sudah jelek penandanya akan diganti dengan yang baru dan akan terus seperti itu. Aku juga akan terus mendapatkan laporan perkembangan terumbu karangnya hingga sudah siap dilepas ke dasar laut dan penanda di nama itu akan dilepas seutuhnya,” ungkapnya.
Filosofi Sea Suga
Kepada Cianjur Ekspres Net, Aca bercerita, laut identik dengan kegelapan. Banyak hal indah di laut namun tidak bisa terlihat begitu saja.
“Aku kasih foto Suga yang disimpan di dan bentangkan di laut, ingin ngasih tau kalau bersama Suga hal yang gelap akan menjadi terang lewat senyuman. Makanya aku kasihnya foto Suga yang paling cerah kan,” kata Aca.
Baca Juga:Positif Setelah VaksinIni Hasil Pengundian Grup Piala Menpora 2021
Ia pun bercerita, lewat ini banyak hal yang dipelajari seperti melawan ketakutan diri sendiri.
“Aku itu gak pernah menyelam. Jadi aku ingin kasih tau kalau kita terus berusaha untuk melawan ketakutan, akhirnya kita akan bisa. Awalnya pasti panik, kayak aku yang terus kemasukan airnya di dalam masker (kacamata google) hingga badan terus tergores bebatuan dan terumbu yang tajam,” ungkapnya.
Belum lagi, lanjut Aca, tekanan udara di bawah laut yang sangat keras hingga kuping jadi sakit. Meskipun hanya di kedalaman 7 meter, ia harus bersusah payah melakukannya.
“Tapi tau gak, saat udah terbiasa jadi gak mau naik ke atas. Apalagi ya ngeliat ikan-ikan yang udah ngelilingi terumbu karang milik Suga. Mereka kayak ngomong ke kita, makasih udah dibikinkan ini. Ada banyak momen emosional disana,” cerita Aca dengan riang.
Sekolah Alam
Bukan hanya memedulikan alam laut, Aca pun menyebut 10 persen dari setiap terumbu karang didonasikan untuk Sekolah Alam Bahari di Kota Ambon, Provinsi Maluku.
Rencananya, akan ada perpustakaan bagi para siswa SD untuk bisa belajar dengan nyaman.