Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Jabar 2020 Tercatat Minus 2,44 Persen

Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Jabar 2020 Tercatat Minus 2,44 Persen
ilustrasi (net)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi (PDRB) di Jawa Barat pada tahun 2020 tercatat negatif. Badan Pusat Statistik Jawa Barat menyebutkan, ekonomi Jabar tahun 2020 terkontraksi 2,44 persen atau menurun dibanding tahun 2019 yang mencapai sebesar 5,07 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Jabar pada tahun 2020 tercatat minus 2,44 persen. Namun pada triwulan IV 2020 sudah menunjukan adanya tren positif,” jelas Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah seperti dikutip dari laman humas.jabarprov.go.id, Jumat (5/2).

Dyah mengatakan ekonomi Jabar pada triwulan IV-2020 terlihat mengalami pertumbuhan sebesar 0,22 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q).

Baca Juga:Pemerintah Bakal Terapkan PPKM Skala Mikro Sampai Tingkat DesaBelajar Hidup

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,84 persen. Adapun dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Konsumsi Pemerintah sebesar 45,96 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan terendah dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar -18,38 persen. Menurutnya, lapangan usaha informasi dan komunikasi masih memberikan andil pertumbuhan positif bagi Jabar.

Lebih lanjut Dyah mengatakan, BPS Jabar mencatat ada lima kategori lapangan usaha yang mampu tumbuh positif disaat pandemi COVID-19, yaitu lapangan usaha Informasi dan Komunikasi tumbuh sebesar 34,64 persen. Diikuti Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang tumbuh sebesar 10,80 persen.

Kemudian Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 6,69 persen, Real Estate tumbuh sebesar 1,92 persen dan Jasa Keuangan dan Asuransi tumbuh sebesar 1,15 persen.

“Tumbuhnya ekonomi digital Jabar hingga meningkat 40 persen, menjadikan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Jabar tahun 2020,” tegasnya.

Jabar sendiri memiliki tujuh potensi ekonomi baru pasca-COVID-19, yaitu meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok, swasembada pangan, swasembada teknologi, mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan, digital ekonomi, penerapan ekonomi berkelanjutan dan pariwisata lokal.(hms/hyt)

0 Komentar