Harga Emas Diprediksi Tembus 2 Ribu Dolar

Harga Emas Diprediksi Tembus 2 Ribu Dolar
ilustrasi (net)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Pasar saham dan perdagangan sejumlah mata uang dunia menyambut baik hasil suara Joe Biden di pemilihan presiden Amerika Serikat.

Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) menjadi titik awal harga emas mengalami penguatan setelah sempat turun drastis dari level tertinggi di Agustus 2020 lalu.

Pimpinan Cabang PT Kontak Perkasa Futures Bandung, Deddy Rudiyanto menyampaikan analisanya terkait tren produk perdagangan berjangka yang bakal layak menjadi pilihan di masa pilpres AS.

Baca Juga:Sederet Fitur Menarik di Aplikasi MamikosPemprov Jabar Tuai Prestasi dari BSSN

Menurut Deddy, peluang Joe Biden dalam memimpin AS terbuka lebar.  Para investor berharap besar pula terhadap kemenangan Joe Biden untuk melancarkan paket stimulus Covid-19 yang sempat tersendat serta perang dagang dengan Tiongkok pun bisa segera dituntaskan.

“Hal ini dikarenakan dampak dari kebijakan Trump yang memangkas pajak serta stimulus fiskal yang terbatas terhadap pasar jika menang pilpres, diproyeksikan akan menekan harga emas ke area $ 1.800/toz – $ 1.700/toz dan penguatan dapat terjadi di pasar saham dikarenakan kebijakan-kebijakan Trump dan pola kepemimpinannya yang frontal sudah terbaca,” ujar Deddy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/11/2020).

Saat ini, lanjutnya, baru terpilihnya Joe Biden sudah diprediksi emas mampu berkilau kembali ke area $ 2000/toz atau mendekati Rp 2 juta/gram dikarenakan kebijakan-kebijakannya yang cenderung tidak ramah pasar.

Selain itu, stimulus fiskal yang jumlahnya luar biasa menjadi faktor utama mendukung pelemahan pasar saham dan membuat emas berkilau kembali.

“Secara teknikal, harga running saat ini di level $ 1.940/toz, sudah keluar dari range sebelumnya yaitu $ 1.852/toz – $ 1.933/toz. Range berikutnya berada di area $1.933/toz – $2.015/toz untuk jangka menengah,” kata Deddy.

Volatilitas yang tinggi akan mengiring pasar global, jangan terlena oleh penguatan harga emas saat ini. Sehingga para investor diharapkan lebih berhati-hati terhadap pembalikan arah.(rls/**)

0 Komentar