Ratusan KPM PKH Mundur

Cianjurekspres.net – Ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Cianjur menyatakan mundur dari kepesertaan. Mereka lebih memilih mundur lantaran sudah mampu dibandingkan saat menjadi KPM.
Mundurnya dari kepesertaan KPM PKH atau graduasi itu ditandai dengan deklarasi bersama yang dilakukan 50 perwakilan KPM pada kegiatan sosialisasi, koordinasi program keluarga harapan di Le Eminence Hotel Puncak Ciloto, Kamis (27/8/2020).

SWAFOTO: Koordinator kabupaten
PKH berfoto dengan Kabid Balinsos dan Kasi Linjamsos Dinas Sosial Kabupaten Cianjur.

Setidaknya di Kabupaten Cianjur tahun ini sudah ada 700 KPM yang graduasi atau mundur dari kepesertaan PKH. Mereka sudah mengalami peningkatan ekonomi keluarganya.
Pendamping PKH Adah Aliyah mengungkapkan, setiap pendamping PKH memiliki target 10 persen untuk menggraduasi KPM. Pendamping yang bertugas di Desa Cimacan Kecamatan Cipanas itu mendapatkan tugas dari Kementerian Sosial RI untuk mendampingi KPM Desa Cimacan sebanyak 600 orang dari tahun 2012.
Menurutnya, graduasi mandiri di lapangan tidak semudah membalikan telapak tangan. Dikarenakan para KPM sulit mengubah pola fikir, padahal sudah layak diproses graduasi. Meski begitu, secara perlahan ia tanamkan pemahaman bahwa bantuan PKH tidak selamanya akan diberikan pemerintah.
WAWANCARA: Dirjen Linjamsos Kementerian Sosial, Pepen Nazaruddin, saat di wawancara awak media

“Mereka tidak boleh bergantung sepenuhnya pada bantuan pemerintah. Bantuan ini adalah untuk memotivasi mereka menjadi mandiri,” tuturnya.
Tati Sumiati (39) warga Kawungluwuk hilir Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi mengatakan, baru satu bulan ini dirinya tak lagi menerima bantuan pada program PKH sebesar Rp 325 ribu per bulan. Hal tersebut dilakukan karena sudah mampu dan mempunyai warung sembako.
“Saya Ingin memberikan kesempatan bagi warga lainnya yang tidak atau belum mendapatkan bantuan PKH,” katanya.
WISUDA: Perwakilan KPM yang graduasi diwisuda karena sudah lulus menjadi KPM PKH dan sudah mampu mandiri.

Tati mengatakan, sebelumnya bantuan PKH tersebut digunakan untuk kepentingan sekolah dan balita. “Saya mendapatkan bantuan PKH dari tahun 2009 hingga tahun 2020 karena sudah memberikan bantuan biaya untuk kebutuhan pendidikan dan juga balita,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan