Dia mengatakan, mendengar informasi di desa lain masih satu kecamatan di Pacet terdapat tempe ancur dan kualitas dagingnya terkesan ancur atau sudah dipotong kecil-kecil. Selain itu juga banyak lemak ketimbang daging segarnya.
“Saya malah mendapatkan informasi dari teman saya, kualitas tempenya ancur dan dagingnya pun lebih banyak lemaknya,” paparnya.
Menurutnya, kalau kualitas beras memang ada peningkatan kualitasnya, akan tetapi item lainnya benar-benar kurang layak. “Kita ini beli loh, memang teknisnya dengan mengikuti prosedur yakni menukarkan uang dengan paket sembako,” katanya.
Masih di Kecamatan Pacet, Desa Gadog. Warga tidak menerima tempe lantaran dalam keadaan busuk. Para KPM di Desa Gadog hanya mendapatkan beras 10 kilogram, daging sapi beku sekitar 1/2 kilogram, kentang 6 biji, dan buah apel 4 biji.
IN (56) salah satu KPM di Desa Gadog mengaku, kualitas beras pun kurang baik, menguning dan sedikit bubuk seperti beras campuran.
“Kalau daging sapi lebih banyak lemaknya, kentang cukup bagus, apel hijau kualitasnya kurang bagus, dan tempe. Tapi tempe gak dibagikan lantaran busuk,” ungkapnya.
Sementara itu, warga di Kecamatan Haurwangi HR (37) mengaku mendapatkan bantuan sembako untuk periode April 2020. Namun sembako yang ia terimanya belum sepenuhnya didapat.
“Saya baru dapat beras 11 kilogram dan satu kantong kecil kacang hijau, yang lainnya katanya menyusul tapi saya tidak tahu itemnya apa saja,” katanya.
HR mengaku, jika di Maret lalu, dia menerima sembako dengan itemnya seperti beras 9 kilogram plus 3 kilogram, kacang hijau, abon, dan telur.
Di Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, KPM menerima bantuan program sembako berupa beras 10 kilogram, ubi 4 biji, telur 6 butir, jeruk sekitar 1/2 kilogram, dan abon ayam.
Berbeda dengan di Desa Gelaranyar, Kecamatan Pagelaran, warga di sana mendapatkan beras 9 kilogram, kentang 1/2 kilogram, telur 8 butir, pear 3 biji, kacang hijau 1/4 kilogram, abon 1 ons, dan daging ayam 1/2 kilogram.
APH Diminta Bertindak Tegas
Presidium LSM Ampuh Cianjur, Yana Nurjaman, mengaku, temuan tersebut berdasarkan laporan warga kepada dirinya.
“Kami melihat banyak sekali dugaan penyelewengan dana KPM oleh oknum suplayer jika kondisi pembagian bahan pangan masih sistem paketan dan berbeda-beda,” kata dia.