Lima Daerah di Jabar Berstatus PSBB

Lima Daerah di Jabar Berstatus PSBB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil via video conference, di Gedung Pakuan, Kota Bandung,Foto: Pipin/Humas Jabar)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk lima daerah di Jawa Barat, dinilai Gubernur Jawa Barat cukup penting. Kelima daerah tersebut yakni Kota bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kota Depok (Bodebek).
Emil (menegaskan) untuk kelima wilayah tersebut merupakan klaster terdekat dengan DKI Jakarta, sehingga ia mengkhawatirkan penyeberan Severe Acute Respiratory Syndrome Virus (SARS-CoV-2), virus penyebab Covid-19 (Coronavirus Disease) akan semakin meluas.
“Kemarin ada rapat dengan kelima kepala daerah dan hasil kesepakatannya apapun yang dilakukan DKI Jakarta mereka akan melakukan hal yang sama. Hal ini sudah disampaikan pula kepada Wakil Presiden RI, Ma’aruf Amin,” ujar Emil di Gedung Pakuan, Rabu (8/4/2020).
Informasi yang dterima, mulai hari ini Rabu (8/4/2020), PSBB mulai diberlakukan. Sesuai dengan kesepakatan Wapres RI untuk kota di Jabar dan Banten yang satu klaster dengan DKI Jakarta melakukan koordinasi dengan gubernurnya.
“PSBB seperti lockdown tapi banyak pengecualian misalnya semua urusan logistik tidak boleh berhenti jadi pasar masih buka, transportasi logistik masih jalan, jadi fleksibilitasnya masih tinggi,” imbuhnya.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Jabar akan mengintensifkan rapid diagnostic test (RDT) untuk mengetahui peta persebaran Covid-19. Hingga kini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat telah mengirimkan 63 ribu alat RDT ke pemda 27 kabupaten/kota, instansi pemerintah, rumah sakit, hingga institusi pendidikan.
“Kota Depok di tahap satu ini harus bisa mengetes 10.200 warga, Kabupaten Bogor 7.980, Kota Bekasi sekitar 7.200 dan Kota Bogor 4.400,” kata Emil.
Adapun untuk mengetahui peta persebaran Covid-19 secara optimal, Jabar merujuk pola yang dilakukan oleh Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya.
“Jika kita punya alat rapid test hingga 300 ribu itu bisa dikali tiga, jadi mari kita bersemangat untuk melakukan pengetesan karena semakin banyak dites kita makin tahu peta dan pola baru persebaran,” tutupnya.(Nida Khairiyyah/**)

0 Komentar