Klaster Pendidikan Jadi Sasaran RDT

Klaster Pendidikan Jadi Sasaran RDT
(Foto: Humas Jabar)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 (Coronavirus Disease) Jawa Barat, Daud Achmad menyebut, rapid diagnostic test (RDT) secara massif akan dilakukan di klaster zona pendidikan.
Menurutnya, hal ini cukup penting dilakukan pascaklaster baru yang ditemukan di Sukabumi. Ia menuturkan, klaster baru di zona pendidikan ini pada awalnya ditemukan kasus positif dari tes masif di Sekolah Pembentukan Perwira Kepolisian RI (Setukpa), Sukabumi.
Ditemukan ada 300 siswa Setukpa yang positif Covid-19, yang kemudian perlu dipastikan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dengan pengumpulan usap (swab) dari saluran pernafasan atas, yakni bagian hidung dan tenggorokan.
“Provinsi Jabar saat ini memiliki alat tes cepat sekitar 100.000 dan sudah didistribusikan 63.000 ke-27 kabupaten/kota. Sejauh ini dari hasil tes cepat yang sudah masuk sebanyak 21.600, kasus terinfeksi Covid-19 ditemukan 826,”  ujar Daud di Gedung Sate, Rabu (8/4/2020).
Kasus positif juga ditemukan di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (SECAPAAD), Kota Bandung, Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal (Pusdikajen) Kodiklat TNI AD, juga Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Dengan demikian tes cepat perlu lebih masif dilakukan di lingkungan pendidikan, terutama pendidiikan berasrama, di antaranya pesantren.
“Di Jabar banyak pesantren. Mohon izin kepada ulama dan kiai, dalam minggu ini tes masif akan dilakukan juga di pesantren-pesantren. Semoga tidak ada kasus positif,” ujarnya.
Daud mengatakan, upaya tes masif diadakan di pesantren karena terdiri banyak santri tinggal di asrama. Kerawanannya, kalau ada satu saja yang terpapar akan berpotensi penularan.
“Tes ini juga sebagai deteksi dini, jika ditemukan kasus positif cepat ditangani,” kata Daud.
Daud menyinggung, dari temuan kasus positif di lingkungan pusdik TNI/ Polri akan ditindaklanjuti dengan metode PCR guna memastikan terinfeksi atau tidak Covid-19. Pasalnya, hasil tes cepat akurasinya hanya berkisar 80 persen.(Nida Khairiyyah/**)

0 Komentar