LSL Menjadi Penyumpang Terbesar Odha di Cianjur

LSL Menjadi Penyumpang Terbesar Odha di Cianjur
0 Komentar

CIANJUR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur mencatat sepanjang 2019 ada 168 Orang Dengan HIV dan Aids (ODHA).
Pelaku penyimpangan seksual yakni laki-laki seks laki-laki (LSL) pun masih mendominasi penyumbang ODHA terbanyak di Kabupaten Cianjur.
Pengelola Program HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Cicih Kurniasih mengatakan, jumlah pengidam ODHA di Cianjur setiap bulannya terus mengalami peningkatan.
“Pada pertengahan tahun 2019 saja tercatat sudah ada sebanyak 142 ODHA ditemukan, dan hingga November bertambah mencapai 168 orang mengidam HIV dan Aids,” ucapnya, Minggu, (1/12/2019).
Menurutnya, dari sebanyak 168 orang tersebut sekitar 60 persen merupakan ODHA dengan prilaku penyimpangan seksual. Sedangkan penyumbang angka kedua HIV/AIDS tersebut oleh ibu rumah tangga, dan pekerja seks komersial, disusul dengan beberapa kelompok lainnya.
“LSL itu sekitar 50 persennya dari ODHA tahun ini,” kata dia.
Dia menambahkan, untuk total ODHA sejak pencatatan awal pada 2015 mencapai sekitar 1.000 orang. Pasalnya, pendataan yang dilakukan sejak 2005 sampai 2016 tercatat ada sebanyak 655 orang. “Ditambah dengan data 2016, 2017, 2018, dan 2019 angkanya lebih dari 1.000 orang,” kata dia.
Dia mengungkapkan, jumlah penemuan kasus ODHA tersebut berdasarkan temuan petugas dilapangan, dan data yang diambil di setiap pelayanan kesehatan.
“Kesadaran untuk melakukan tes HIV/Aids masih rendah, oleh karena itu, pihaknya sering melakukan tes kesehatan kepada ibu hamil, pekerja seks komersial serta yang lainnya,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, Yusman Faisal menambahkan, pihaknya mentargetkan pada 2030 jumlah ODHA dapat dieliminasi atau mengalami penurunan.
Oleh karena itu, setiap tahunnya ditargetkan pengungkapkan penderita HIV/AIDS akan digenjot untuk lebih banyak hingga pada akhirnya fenomena gunung eks tidak ada lagi.
“Untuk mencapai target tersebut, kami terus melakukan sosialisasi, terutama kepada para  perilakukan penyimpangan seksual. Semakin banyaknya jumlah ODHA ditemukan lebih bagus, karena bisa langsung dicegah dan dapat diobati. Dengan begitu, gunung es yang tidak terungkap kepermukaan bisa terdata seluruhnya dan di 2030 tidak ada lagi penularan HIV/AIDS,” ungkapnya.(bay/nik)
 

0 Komentar